Kakbah (bahasa Arab : الكعبة,
transliterasi: Ka'bah)
adalah Bait Suci atau tempat beribadah kepada Allah yang pertama kali didirikan
di muka bumi. Bentuk bangunan Kakbah mendekati
bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah. Bangunan ini adalah monumen
suci bagi kaum muslim (umat Islam) dan merupakan bangunan yang dijadikan
patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal-hal yang
bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti salat. Selain itu
merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.
Dimensi struktur bangunan kakbah
lebih kurang berukuran 13,10 m tinggi dengan sisi 11,03 m kali 12,62 m. Juga
disebut dengan nama Baitullah ('rumah Allah').
Dalam salah satu sabdanya, Nabi Muhammad Saw. bersabda, " Ka'bah itu adalah sistim tanah diatas air, dari tempat itu bumi ini diperluas ".
Sabda
Nabi ini menegaskan bahwa kota Mekah dimana Ka’bah berada, merupakan pusat
bumi, dan penelitian ilmiah membuktikan hal ini.
Seperti dikutip dari berbafai sumber, termasuk dari VIVAnews
Forum, salah satu yang mengetahui kebenaran sabda Rasululan adalah Neil
Amstrong, astronot berkebangsaan Amerika yang menjadi orang pertama yang
menginjakkan kakinya di bulan.Ketika Amstrong sedang melakukan perjalanan ke
luar angkasa dan mengambil gambar planet bumi, ia berkata,
— “Planet bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya?”
— “Planet bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya?”
Selain
Amstrong, astronot lain juga menemukan fakta bahwa planet bumi mengeluarkan
semacam radiasi, yang kemudian diketahui sebagai medan magnet.
Penemuan
ini sempat mengguncang National Aeronautics and Space Administration (NASA),
badan antariksa Amerika Serikat, dan temuan ini sempat dipublikasikan melalui
Internet.
Namun entah mengapa, setelah 21 hari tayang, website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya, seolah memang sengaja dihapus demi kepentingan tertentu.
Namun entah mengapa, setelah 21 hari tayang, website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya, seolah memang sengaja dihapus demi kepentingan tertentu.
Namun
demikian, keberadaan radiasi itu tetap diteliti, dan akhirnya diketahui kalau
radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tempat dimana Ka’bah berada. Yang
lebih mengejutkan, radiasi tersebut ternyata bersifat infinite (tidak berujung).
Hal ini
terbuktikan ketika para astronot mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut
masih tetap terlihat. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini
memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet bumi dengan
Ka’bah di alam akhirat.
Di
tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama
‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area
tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena
daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah
sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih
sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Bahkan jika
kita mengelilingi Ka’bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh
suatu energi misterius.
PENELITIAN
LAIN
Mengungkapkan,
batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di
air. Di sebuah museum di Inggris, ada tiga buah potongan batu dari Ka’bah
tersebut, dan pihak museum juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut
bukan berasal dari sistem tata surya kita.
Dalam
salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :
— “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih dari pada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”
— “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih dari pada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”
PEMBUKTIAN
LAIN
Prof.
Hussain Kamel, seorang ilmuwan, juga menemukan fakta bahwa Mekah memang pusat
bumi. Penemuan terjadi saat ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat
di kota-kota besar di dunia.
Untuk
tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati
dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Mekah dan jarak antara benua-benua
tersebut dengan Mekah. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya
untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah
dua tahun melakukan pekerjaan yang sulit dan berat
itu, ia dibantu oleh
program-program komputer untuk
menentukan jarak-jarak yang benar dan
variasi-variasi yang
berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa
yang ditemukan, bahwa Mekah
merupakan pusat bumi.
Ia
menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik
pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu
yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut.
(Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
(Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar
Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama
ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi
dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah
menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk
selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan
Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah
menunjuk ke Mekah.
Dalam Al Qur’an, Allah berfirman;
— “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya…” (QS.42 Asy-Syura :7)
Kata
‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya
menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah
berada di sekelilingnya.
Dulu,
sebelum bumi menjadi seperti keadaannya yang sekarang, planet tempat tinggal
manusia dan jin ini ditutupi air (samudera). Kemudian gunung api di dasar
samudera meletus dengan dahsyat, memuntahkan lava dan magma dalam jumlah yang
teramat banyak, yang kemudian membentuk gundukan tanah serupa bukit.
Di
bukit ini lah Ka’bah berdiri. Studi ilmiah membuktikan, batu basal yang
ditemukan di kota Meka merupakan batuan purba. Jadi jelas, setelah kawasan
Mekah terbentuk, daratan meluas hingga seperti saat ini.
Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia
Desaislam. wordpress.com