Funny Story In The Holy Book Of Qur'an

 Ketika  aku tengah membaca  Al Qur’an surat .Al – Anbiyaa : 51 s/d 69 , aku tak bisa  menahan senyum, sudah menjadi kebiasaanku jika aku membaca sesuatu yang menarik, maka aku pahami bacaan tersebut sambil mengaplikasikannya dengan imajinasiku.

Dalam ayat tersebut menceritakan tentang keberanian dan kecerdasan  nabi Ibrahim dalam menghadapi kebodohan kaumnya yang penyembah patung. Aku bisa bayangkan bagaimana culunnya kaumnya  pada saat itu. Mungkin mereka  geram dan marah sekali dengan nabi Ibrahim. Berikut kisahnya:

# Dan sungguh , sebelum dia ( Musa dan harun ) telah kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan kami telah mengetahui dia.

# ( ingatlah )  , ketika dia ( Ibrahim ) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “ Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya ?”

 # Mereka menjawab “ Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya “

 “# Dia ( Ibrahim ) berkata “ Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata “

 # Mereka berkata “ Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main ? "

 # Dia ( ibrahim ) menjawab “ sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan ( pemilik ) langit dan bumi ;  ( Dialah ) yang telah mencptakannya , dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu “

 #  Dan demi Allaah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya “.

( Diceritakan dalam kisah rasul bahwa raja Namrud dan seluruh rakyatnya  sedang merayakan pesta hari raya dengan pergi berburu di tengah hutan kecuali nabi Ibrahim yang tidak ikut.  
    
 ‘# Maka dia ( Ibrahim ) menghancurkan ( berhala-berhala itu) berkeping-keping kecuali yang terbesar ( induknya ) ; agar mereka kembali ( untuk bertanya ) kepadanya “.

 ( Dan tepat dugaan nabi Ibrahim bahwa mereka pasti akan menanyakan perihal hancurnya patung-patung tersebut ).

 # Mereka berkata “ Siapakah yang melakukan ini terhadap tuhan-tuhan kami ? Sungguh , dia termasuk orang yang zalim “.

 # Mereka ( yang lain ) berkata “ Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela  (berhala-berhala ini ), namanya Ibrahim”.

 # Mereka berkata “ Bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak , agar mereka menyaksikan “.

 # Mereka bertanya “ Apakah engkau yang melakukan ( perbuatan ) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim ? “

 # Dia ( ibrahim ) menjawab “ Sesungguhnya ( patung ) besar ini yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka , jika mereka dapat berbicara “.

Disini aku tak bisa menahan tawa kecil, bagaimana mungkin patung bisa diajak berbicara,  dan inilah tindakan cerdas nabi Ibrahim dengan disisakannya patung yang terbesar seolah-olah patung itulah yang telah menghancurkan patung-patung kecil lainnya. 

Maka dapat aku bayangkan bagaimana wajah mereka saat menahan marah kepada nabi Ibrahim yang telah menghancurkan tuhan - tuhan mereka sekaligus  mereka menyadari bahwa tentu saja tuhan yang mereka sembah  tidak dapat berbicara karena mereka hanya berupa patung.

 # Mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata “ sesungguhnya kamulah yang menzalimi ( dirimu sendiri ) “.

 # Kemudian mereka menundukkan kepala ( lalu berkata ) “ Engkau ( ibrahim ) pasti tahu bahwa ( berhala-berhala ) itu tidak dapat berbicara “.

 # Dia ( Ibrahim ) berkata “ mengapa kamu menyembah selain, Allaah , sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun, dan tidak ( pula )  mendatangkan mudarat kepada kamu ?”.

 # Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah ! Tidakkah kamu mengerti ! “.

Tetapi karena memang kaumnya terlalu sesat bukannya mereka  menyadari kesalahannya tentang patung-patung yang mereka jadikan tuhan malah mereka marah dan berencana membakar nabi Ibrahim.

 # Mereka berkata “ Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu hendak berbuat “.

 #  Kami berfirman “ Wahai api  ! jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim “. 

Maka selamatlah nabi Ibrahim dari proses pembakaran yang dilakukan kaumnya  kepada dirinya atas pertolongan Allaah dengan menjadikan api itu menjadi dingin.


Namun dibalik itu sesungguhnya nabi Ibrahim sangat sedih karena beliau tidak dapat menyelamatkan ayahnya ( Azar ), yang berprofesi sebagai pembuat patung dan patung buatan sendiri itu pula yang disembahnya.

Berkali-kali nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk menyembah Allaah , Tuhan seluruh alam dan memperingatkan kepada ayahnya bahwa, patung tersebut tidak dapat mendengar , melihat dan menolongnya.


Tetapi ajakan dan peringatan nabi Ibrahim tidak didengarnya bahkan marah dan akan merajamnya jika terus-terusan mengajaknya. Setelah tahu bahwa ayahnya adalah musuh Allaah maka beliau berlepas diri daripadanya. Sudah tidak ada beban moral lagi karena belaiu sudah memperingatkannya selaku seorang anak kepada ayahnya.

Change The Mind Set Of CHARITY

Dalam hitungan matematis, jika kita mengeluarkan sesuatu atau uang untuk diberikan kepada orang lain ( bersedekah ) maka sesuatu itu pasti berkurang.  Karena jika dihitung dalam logika dunia, misalnya : Rp.700.000 dikurangi  Rp.100.000  pasti tersisa Rp.600.000. Tapi tidak demikan dengan logika langit ( Tuhan ), karena Allaah menjanjkan  balasan berapa kali lipat dari uang yang kita keluarkan untuk bersedekah. Bisa saja uang yang mestinya tinggal Rp. 600.000 justru bertambah jumlahnya menjadi Rp.6.000.000,- atau bahkan lebih.
 " Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allaah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
“ Sesungguhnya Allaah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kananNya. Lalu Allaah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji berkembang hingga sebesar gunung uhud “. ( HR. At Tirmidzi 662 ).
                                                            
Yang menjadi masalah tidak banyak orang tertarik dengan logika langit. Mereka lebih tertarik dengan logika bumi yang real atau yang langsung didapat meskipun sedikit, daripada banyak tetapi mendapatkannya nanti di akhirat.

Contohnya : Orang lebih suka bekerja dari pagi sampai sore untuk mendapatkan upah / bayaran sejumlah Rp.100.000,- yang terkadang melalaikan atau bahkan meninggalkan  sholatnya . 
Rasullullah Saw bersabda :

“ Dua Raka’at fajar ( sholat sunnah Qobliyah Shubuh ) lebih baik daripada dunia dan seisinya “. ( HR. Muslim no. 725 ). Jika shalat sunnahnya saja sedemikian besarnya, apalagi sholat Shubuh itu sendiri.

Kita masih belum berani untuk mengadakan lompatan 2, atau 3 sekaligus dalam bersedekah. Maksudnya kita cenderung stagnan dalam mengeluarkan sedekah, misalnya mengisi kotak amal di Masjid . Seringkali orang sibuk mencari uang yang bernominal kecil diantara yang bernominal besar dan terbesar.

Contoh lain mungkin anda dengan gampangnya mengeluarkan uang buat beli pulsa tetapi untuk mengisi kotak Masjid / bersedekah, anda masih berpikir dua kali untuk jumlah nominal yang sama.
Coba mulai dari sekarang,  biasakanlah untuk memberikan sedekah 2,5 % dari jumlah penghasilan yang anda terima ( bagi yang belum melakukan ).

Kembali ke masalah sedekah, cobalah sekali-kali membuat lompatan yang dratis, kalau biasanya anda memberi dengan jumlah nominal yang kecil  / terkeci kini dibalik untuk mengeluarkan dalam jumlah nominal yang terbesar. Lakukan hal tersebut secara berkala atau rutin. Lakukan semata-mata karena Allaah bukan karena yang lain . Dan nantikan adakah perubahan yang dapat anda rasakan dalam hal  kerohanian anda ?       

Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa. “. (HR. Bukhari no. 1443).
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allaah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allaah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
 " Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani ).

Penulisan yang benar dari Lafadz الله

Saya  hanya ingin menyampaikan uneg-unegku terkait postingan yang saya  tulis ini. Mungkin juga diantara sekian banyak muslim ada yang memiliki perasaan yang sama denganku. Jika tanya ke teman ( yang menurutku paham agama ) kadang tidak seperti yang aku harapkan .

Padahal saya hanya ingin tahu saja, pertanyaanku singkat , tetapi jawabannya padat dan bukan jawaban dari pertanyaan yang aku ajukan. Memang saya menyadari masalah ini juga baru-baru ini, sebelumnya enjoy saja  ( postingan saya sebelumnya juga sering menggunakan Allah daripada Allaah. Tetapi sekarang saya agak gamang untuk menuliskan kata  Allah, dan lebih mantap jika menuliskan dengan kata  Allaah.

Setiap kali aku membaca terjemahan latin ( bahasa Indonesia ) atau bahasa yang lain  tentang Lafadz  اللَّهَ          Ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Karena antara terjemahan dengan bahasa aslinya ( arab ) berbeda dalam penulisannya. Mestinya bukan Allah tetapi Allaah. Mengapa penulisannya berbeda dalam menerjemahkan lafadz tersebut. Ini Asma Tuhan lho , kalau menulis  nama kita sendiri juga harus benar, tetapi mengapa menulis Asma Dzat yang Maha Tinggi kita merubahnya.

Yang jadi pokok permasalahan menurut aku. Sepanjang tidak ada sosok atau figur lain yang memakai nama atau istilah yang sama , maka  tidak akan menjadi persoalan (  masih bisa diterima ), tetapi bila ada figur / sosok lain yang memakai nama yang sama sementara mereka berbeda, ini menjadikan rancu.

Bagi yang tidak memahami tentu mereka berpikiran bahwa dua sosok tersebut adalah sama , padahal 2 figur / sosok yang dimaksud adalah berbeda Sebagai contoh : Baik Muslim maupun kristiani menuliskan kalimat yang sama yaitu “ Ya, Allah....ampuni dosa kami ! “

Bagi anak kecil usia 5 s/d 7 tahun ataupun bagi orang  yang tidak memahami atau berada diluar ke dua agama tersebut, tentu beranggapan bahwa baik Muslim maupun umat Kristiani berdoa kepada tuhan yang sama. Padahal kenyataannya berbeda karena bagi  umat Muslim Tuhan itu Satu , sementara umat kristiani mengajarkan Trinitas ( Tuhan ada 3 yaitu Tuhan bapa, anak dan roh kudus dalam satu kesatuan ).

Belum lagi kalau dalam terjemahan memakai bahasa inggris , kadang penulisan diterjemahkan secara letter Lex . misalnya “ Tiada Tuhan selain  Allah “ maka akan di tulis “ There is No God but God ‘ ( tiada Tuhan selain Tuhan ). Karena tulisan  Allah sudah diartikan sebagai Tuhan ( secara umum bukan khusus milik Muslim ).

Tentu akan membingungkan apa bedanya sebutan Tuhan yang pertama ( tiada Tuhan ) dengan sebutan Tuhan pada yang ke dua ( selain Tuhan ).  Tentu akan mudah dimengerti jika kalimat menjadi “ Tiada Tuhan selain  Allaah “  ( there is no God but ALLAAH ). Jadi jelas disini bahwa Allaah adalah nama Tuhan untuk kaum muslimin sekaligus  tidak mengakui atau  menyembah Tuhan lain selain ALLAAH.

Jika  penulisan lafadz Allaah dalam bahasa arab, jelas tidak akan menjadi persoalan karena memang benar penulisannya begitu. Seperti yang aku kemukakan diatas  bahwa ini akan menjadi persoalan dalam bahasa terjemahan ( bukan bahasa Arab ), jika kita menulisnya dengan istilah ALLAH bukan ALLAAH, karena ada agama lain juga memakai istilah yang sama dalam penulisan terjemahannya.

Lantas apa bedanya Tuhannya orang kristen  dan Tuhannya orang islam jika sama-sama memakai istilah  “ Allah “. Kalau menurut saya , akan lebih baik jika  umat islam dalam menuliskan terjemahan  Lafadz  الله bukan  ALLAH tetapi ALLAAH ( sesuai tajwid ), sekaligus untuk membedakan antara nama Tuhan umat kristiani dan nama Tuhan umat Islam ( untuk di Indonesia ).

Begitupun dalam terjemahan bahasa internasional karena istilah  Allah diartikan menjadi Tuhan secara umum ( bukan khusus untuk Islam ). Kedudukannya seperti God, Lord, dll.

Saya sering menjumpai istilah “ Allaah “ dalam Al qur’an  ditulis dengan  " God "  dalam terjemahan bebas bahasa inggris. Padahal menurutku, Allaah adalah  “ NAMA TUHAN “ bukan “  artinya  Tuhan “. Mestinya Allaah tetap Allaah kecuali untuk Rabb atau istilah lain selain Allaah yang berarti tuhan, maka dapat diganti dengan kata God. Untuk itu akan lebih tepat jika  untuk menulis Allaah dalam terjemahan memang harus sesuai dengan aslinya ( bahasa arab ) yaitu ALLAAH bukan ALLAH. Dan khusus untuk istilah ALLAAH sebaiknya jangan diterjemahkan dengan kata God  ( dalam bahasa inggris ) , biarlah Allaah tetap Allaah , kecuali istilah Tuhan bisa diganti dengan kata God.

Bukankah Tuhan   sendiri sudah memberi Asma untuk menyebut diriNya dengan sebutan “ ALLAAH ‘’ ( dalam bahasa Arab ) bukan “ ALLAH ".


Kesimpulan yang ingin saya sampaikan adalah :

1.   karena di dalam kitab suci Al Qur’an tidak ada kata Allah, tetapi ALLAAH untuk menyebut Tuhan yang maha Esa. Maka akan lebih baik jika dalam penulisan terjemahannya pun harus sama yaitu ALLAAH bukan  ALLAH, sehingga ada perbedaan penulisan  antara Nama Tuhan   orang kristen dan orang islam. Karena orang kristen menterjemahkan Allah dari bahasa Aram yaitu ALAHA , sementara orang islam menterjemahkan dari bahasa arab yaitu ALLAAH.

Karena apalah  artinya kita hanya mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan , sedangkan agama lain juga menyebut istilah yang sama untuk tuhannya, lantas Allah yang mana yang kita akui ?. Sebenarnya itu tidak menjadikan masalah sepanjang  ke dua agama  tersebut mengacu pada sosok / figur yang sama tetapi karena kenyataannya antara ke dua agama mengacu kepada sosok yang berbeda ( Allah versi Islam dan Allah versi non Islam ), alangkah baiknya istilah / nama yang digunakan berbeda pula.

2.   Kalau saya memahaminya sebutan Allaah adalah merupakan NAMA TUHAN , bukan istilah untuk kata yang berarti Tuhan.
Untuk lebih jelas lagi “ Tiada Tuhan selain Allaah “ Jadi Tuhan tersebut bernama " Allaah " bukan nama yang lain ( karena di dunia ada nama Tuhan lain seperti  :  Yesus atau nama tuhan dari agama lainnya ). Maka akan lebih tepat jika  dalam  menuliskan terjemahan dari Nama Tuhan kita dengan istilah " ALLAAH " ( sesuai bahasa aslinya ) bukan Allah karena nama tersebut  bisa dipakai untuk nama tuhan agama lain ( Kristiani ).

3.   Istilah  Allaah adalah terdiri dari kata Al –Ilaah, yang mempunyai arti  satu, Tuhan atau Satu Tuhan atau Tuhan yang Esa ( The One, The God or The One God ). Jadi kalau boleh saya katakan, Allaah disini menjelaskan bahwa bukan hanya sekedar Tuhan saja,  tetapi Tuhan Yang Satu / Esa. Tentunya berbeda makna dengan hanya sebutan Tuhan saja. Maka memang sangat cocok dengan sebutan kaum muslimin untuk menyebut ALLAAH ( tuhan yang satu )  daripada Allah ( tuhan ??? ).

4.   Dalam pengucapannya pun  yang  benar yaitu “ Allaah  ( panjang ) “ bukan “ Allah “ atau “ Alah “.

Demikian sekedar curahan hati saya , hehe...mau mengadu pada siapa bingung, kalaupun ada yang menjawab, saya yakin jawabannya pun variatif  ( ada yang pro dan kontra ) akhirnya kembali kepada keputusan kita sendiri. Yang pasti dengan kerendahan hati saya , saya tidak bermaksud untuk menggurui sama sekali , itu murni dari kegelisahan yang timbul dari hati yang paling dalam. Dan saya mohon maaf jika dalam  tulisan saya ini, ada pihak yang merasa tersinggung baik langsung maupun tidak langsung.

The First Killing In The World

Ketika nabi Adam dan Ibu Hawa diturunkan ke bumi, keduanya terpisah  di tempat yang saling berjauhan. Konon nabi Adam di daerah Hindia sedangkan ibu hawa berada di tanah Arab.

Setelah saling mencari selama 40 tahun akhirnya mereka  bertemu di padang Arafah. Sepasang suami istri itu berpelukan dan menagis penuh haru. Kemudian mereka hidup di goa yang besar dan lebar, yang terletak didataran yang tinggi sehingga terlindung dari binatang buas .

Di bumi, nabi Adam  mulai mengelola alam sekitarnya, bercocok tanam dan berkebun serta menjinakkan binatang untuk diternakkan. Lingkungan alam yang keras telah menggerakan pikiran nabi Adam untuk dapat mempertahankan kehidupannya. Dan inilah babak baru awal kehidupan anak manusia.

Pada tahun pertama sejak mereka hidup di bumi . Ibu Hawa melahirkan sepasang anak kembar lelaki dan perempuan, mereka memberi nama Qabil untuk yang lelaki dan Iqlima untuk anak perempuannya. Dan pada tahun berikutnya mereka mempunyai sepasang anak kembar kembali, yang laki-laki diberi nama Habil dan yang perempuan diberi nama Labuda.

Waktu terus berlalu ke empat anak itu tumbuh dengan cepat. Mereka dididik sesuai kodratnya, yang laki-laki mencari nafkah sesuai bakat masing-masing. Qabil di bidang pertanian sementara Habil di bidang peternakan. Yang perempuan mengurus rumah tangga dan hal-hal yang menjadi tugas wanita.

Ketika menginjak dewasa Allaah memberi petunjuk kepada nabi Adam agar menikahkan putra-putrinya. Qabil di nikahkan dengan adik Habil yang bernama Labuda dan Habil dengan Iqlima , adik dari Qabil.

Maka nabi Adam menyampaikan hal tersebut kepada putra-putrinya. Tetapi Qabil menolak dinikahkan dengan Labuda yang berwajah jelek, tidak secantik adiknya yaitu Iqlima. Rupanya Qabil telah termakan bujuk rayu iblis dengan menuruti hawa nafsunya dan tidak mau menerima  syariat yang ditetapkan nabi Adam.

Nabi Adam sebagai ayahnya menasehati terus kepada Qabil agar menerima keputusan yang telah di tetapkan oleh Allaah, tetapi Qabil tetap menolak. Akhirnya nabi Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil untuk mempersembahankan qurban. Biarlah Allaah sendiri yang akan menentukan.

Dengan disaksikan oleh seluruh anggauta keluarga. Qabil dan Habil mempersembahkan qurban diatas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya yaitu gandum dari jenis yang jelek, sementara Habil mempersembahkan kambing yang paling baik dan paling ia sayangi. Tak lama kemudian tampak api yang besar menyambar kambing milik  Habil sementara gandum milik Qabil masih tetap utuh berarti qurbannya tidak diterima. Maka dengan terpaksa Qabil menerima Labuda sebagai istrinya dan harus merelakan Habil menikah dengan Iqlima.

Waktu terus berjalan tetapi niat Qabil untuk memiliki Iqlima tidak pernah padam. Dan iblispun datang merasuki pikiran Qabil untuk membunuh Habil dengan harapan bila Habil terbunuh maka ia dapat memperistri Iqlima yang cantik.

Pada suatu ketika saat Habil sedang menggembalakkan kambingnya, datanglah Qabil tanpa sepengetahuannya kemudian ia memukul kepala Habil  dengan batu besar maka meninggallah Habil.

Dan ini adalah peristiwa pembunuhan untuk yang  pertama kalinya di bumi. Setelah Habil meninggal, Qabil kebingungan. Ia mencoba menggerak – gerakkan tubuh Habil, tentu saja tubuhnya tidak bergerak , lalu di bawanya tubuh Habil itu kesana kemari , ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana atau harus diapakan mayat saudaranya itu. Kemudian matanya  berlinangan air mata, ia sangat menyesal telah membunuh saudaranya sendiri.

Ditengah kebingungannya itu, ia melihat 2  burung gagak yang sedang bertarung kemudian salah satu dari mereka mati. Lalu  burung gagak yang masih hidup mengkais-kais tanah membuat lubang, lantas  ditariknya burung yang mati itu ke dalam lubang dan menimbunnya dengan tanah.

Terinspirasi dari burung gagak tersebut , Qabil memperlakukan hal yang sama terhadap mayat saudaranya. Namun setelah menguburkan Habil, rasa bersalah masih menyelimuti perasaannya, ia panik dan ketakukan terlebih ketika nabi Adam datang menghampirinya, ia pun melarikan diri, menjauhkan diri dari keluarganya dan masuk ke hutan.

Meskipun nabi Adam dan ibu Hawa merasa sedih atas kejadian itu tetapi mereka pasrah kepada Allaah dan menerimanya sebagai takdir dan kehendakNya. Mereka memohon keteguhan iman dan kesabaran serta bertaubat , beristighfar memohon ampunan Allaah.

Selanjutnya, tahun – tahun berikutnya Ibu Hawa melahirkan lagi putra-putri kembar sehingga anak keturunannya berkembang  sedemikian cepat dengan jumlah yang  banyak dan mulailah berkembang biak anak manusia keturunan nabi Adam di bumi ini.

" Dan ceritakanlah  ( Muhammad ) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam ( Qabil & Habil ), ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka ( kurban ) salah seprang  dari mereka berdua ( Habil ) diterima dan dari yang lain ( Qabil ) tidak diterima. Dia ( Qabil ) berkata " sungguh , aku pasti membunuhmu ".Dia ( Habil ) berkata " sesungguhnya Allaah hanya menerima ( amal ) dari orang-orang yang bertakwa ".

" Sungguh, jika engkau ( qabil ) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk  membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allaah, Tuhan seluruh alam ".

" sesungguhnya aku ingin engkau kembali dengan  (membawa) dosa ( membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka , dan itulah balasan bagi orang-orang yang zalim".

" maka nafsu ( Qabil ) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian diapun  (benar-benar ) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi ". ( QS.Al -maidah : 27 - 30 )

Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...