Aku hanya bisa merasakan sakit hati yang teramat dalam , hanya bisa merasakan sakit, sekali lagi hanya bisa merasakan sakit yang tak terperi tanpa bisa berucap disertai lelehan airmata yang terus mengalir tanpa bisa kuhentikan. Aku menyadari jika aku tidak dapat menguasai diri sendiri sekalipun untuk menghentikan air mataku sendiri karena aku bukan pemilik sejati tubuhku tetapi ada pemilik sejati dari setiap yang aku punya yaitu Allaah SWT ( Tuhan yang begitu aku sayangi dan cintai ). Aku hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apa-apa ketika Engkau dan segala sesuatu yang berhubungan dengan-MU dilecehkan karena aku bukan siapa-siapa. Aku hanya hamba-Mu yang merasa tersakiti jika Engkau dihina, dimaki ,dilecehkan sekalipun Engkau Tak Tergoyahkan Oleh Apapun.
Kembali ke Hakikat Cinta yang hakiki. Aku selalu tertegun dan berpikir jika ada muslim yang mengatakan Allaah tidak perlu dibela, Tuhan tidak perlu dibela ( saya tidak tahu perasaanya saat mengatakan kalimat seperti itu apakah dengan rasa bangga, merasa hebat karena mengganggap pernyataannya benar ). Aku hanya merasa heran bahwa ada muslim yang merasa baik-baik saja , enjoy -enjoy saja sedangkan dia tahu Tuhan yang dia puja, dia sayang , dia sembah setiap saat , nama-Nya selalu disebut setiap waktu, tetapi tak kala Tuhan itu dihina , direndahkan , dibulli dll , tetapi tidak merasa sakit sedikitpun, aneh saja katanya cinta tetapi merasa baik-baik saja takkala terjadi sesuatu pada yang katanya dicintainya . Lalu rasa Cinta itu dimana ?
Oke , Dia memang tak tersentuh oleh apapun, Dia tak kan terpengaruh oleh apapun, karena Dia Maha Segala Sesuatu tetapi apakah itu berarti bahwa kita sebagai hamba yang katanya mencintai-Nya, menyanyagi-Nya dapat membiarkan begitu saja jika ada seseorang menghina , melecehkan , membulli kepada yang kita cintai atau kita tidak merasakan sakit sedikitpun oleh tindakan tersebut bahkan dengan tenang mengatakan baik-baik saja. Ko bisa ya ? sesuatu yang dia cintai, disakiti oleh orang lain tetapi dia tidak merasakan sakit sedikitpun . Lalu dimana perasaan cinta itu?
Sekalipun DIA tidak membutuhkan pembelaan dari kita karena kita adalah hamba_Nya yang lemah , apakah tidak ada rasa / keinginan untuk menunjukkan kecintaan kita pada_Nya kepada dunia , terlebih pada mereka yang sudah menghina dan melecehkan Tuhan yang kita puja dan sembah.
Bagi saya pribadi kalimat TUHAN TIDAK PERLU DIBELA terkait dengan penghinaan , pelecahan dll , adalah hal yang sangat memprihatinkan dan menimbulkan tanda tanya yang besar , TUHAN MEMANG TIDAK PERLU DIBELA tapi apakah benar bahwa dia tidak merasa sakit sedikitpun karena hal tersebut ? Membela yang saya maksud disini bukan berarti dengan tindakan yang arogan atau melanggar hukum tentunya. Apakah karena Dia ( Tuhan ) tidak perlu dibela ? lalu dimana rasa cinta kepada Tuhannya ? Apakah bisa saya katakan jika mereka yang beranggapan demikian hanya menjalankan segala perintah dan larangan_Nya tanpa rasa cinta ? dan hanya atau menjalankan kewajiban /ibadah sebagai bentuk tanggung jawabnya saja sebagai manusia tanpa ada rasa cinta kepada Tuhan_Nya ? Maaf jika saya salah menilai , saya hanya coba memahami hati dan pikiran mereka yang beranggapan bahwa Tuhan tidak perlu dibela , karena saya sangat sulit untuk tidak membela sesuatu yang saya sangat cintai.
TUHAN memang tidak perlu dibela karena DIA TIDAK AKAN TERGOYAHKAN OLEH APAPUN tetapi SAYA MEMBELANYA KARENA KECINTAAN SAYA PADANYA BUKAN KARENA TUHAN ITU LEMAH . Menurutku ini perlu dipahami bahwa seseorang yang membela Tuhan_nya bukan karena Tuhan itu butuh pembelaan tetapi karena ingin menunjukkan pada dunia bahwa dia / mereka sangat mencintai TuhanNya. Termasuk saya membela Tuhan bukan karena Tuhan itu perlu dibela atau membutuhkan pembelaan saya tetapi karena rasa CINTA.
Jadi jangan nyinyir ,membulli atau bahkan menghina mereka yang selalu berteriak lantang membela Tuhan_Nya, Agama_NYa, Nabi-Nya karena itu timbul dari KECINTAANNYA pada Tuhan, Agama dan Nabi mereka yang memang tumbuh dari hati nurani mereka sendiri , yang tidak mampu meredam rasa cinta yang berkobar dan menyala dalam hati mereka, karena sejatinya mereka tidak mampu menguasai diri mereka sendiri termasuk mengelola perasaan cinta kepada TuhanNya yang sudah Tuhan semaikan dihati mereka.