What was The sainted Servants ?

Allaah Swt berfirman “ Dan ( ini ) sesungguhnya Al Qur’an yang sangat mulia, dalam kitab yang terpelihara ( lauh Mahfuz ), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan seluruh alam. Apakah kamu menganggap remeh berita ini ( Al qur’an ) ? “ ( QS. Al-Waqiah : 77 - 81 ).

Berdasarkan ayat diatas, banyak diantara kaum muslimin yang menterjemahkan bahwa orang-orang yang tidak bersuci atau dalam keadaan berhadas baik kecil maupun besar tidak boleh memegang kitab suci Al Qur’an. Dengan kata lain untuk dapat memegang atau menyentuh Al Qur’an haruslah berwudlu terlebih dahulu.
Benarkah demikian ?

Sesungguhnya tidak ada yang lebih mengetahui maksud dari firman tersebut selain Allaah dan rasulullah Saw. Seandainya nabi Muhammad masih berada ditengah-tengah kita mungkin kita bisa langsung menanyakan hal tersebut sehingga mungkin tidak akan ada perbedaan pendapat tentang ayat tersebut dalam menafsirkannya.

Karena dari yang saya tahu ada 2 pendapat yang berbeda, dimana segolongan ulama melarang kita menyentuh Al Qur’an dalam keadaan berhadas tetapi ada segolongan ulama lain yang memperbolehkan menyentuh Al Qur’an meski tanpa berwudlu lebih dulu.

Namun dari 2 pendapat tadi saya cenderung lebih setuju dengan pendapat yang kedua . Bahwa Untuk memegang atau menyentuh Al Qur’an tidak harus berwudlu terlebih dahulu . Mengapa ?

1.   Pada saat ayat Al Qur’an diturunkan ( secara berangsur-angsur ), bukankah belum dibukukan ? berarti masih berupa kalimat / kata-kata. Lantas bagaimana mungkin kalimat dapat kita sentuh , jika menyentuh hati / pikiran , mungkin bisa. Maka Al Qur'an yang dimaksud bukan Al Qur'an yang dapat kita pegang atau kita sentuh seperti sekarang ini.

2.   Ayat yang berbunyi “ Tidak ada yang menyentuhnya ( Al Qur'an )  selain hamba-hamba yang disucikan “ Bukankah ini kalimat pemberitahuan, bukan kalimat perintah berbeda misalnya “ Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang telah bersuci  atau mensucikan diri ( bebas dari  hadas ). 

3.   Kalimat tersebut  berbunyi “ Hamba-hamba yang disucikan “ . Siapa yang dapat mensucikan seorang hamba ? tentu Allaah !, bukan  “ hamba-hamba yang mensucikan / membersihkan diri ( dari hadas ) “. Kalau menurut saya suci disini bukan sesederhana mensucikan diri dari hadas besar ataupun kecil , tetapi lebih dari itu yaitu hamba yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sangat tinggi .

4.   “ kami tidak menurunkan Al Qur’an ini agar kamu menjadi susah tetapi  sebagai peringatan bagi orang yang takut ( kepada Allaah )”. ( QS.Taha : 2-3 ).
“ Al Qur’an ini adalah sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakini. “ ( QS. Al-Jasiyah : 20 ).

Jelas disini Allaah menurunkan kitabNya sebagai peringatan, pedoman dan rahmat  kepada hambaNya bukan untuk menjadikan susah. Dalam kaitan pembahasan ini makna agar kamu tidak menjadi susah,  tentu menjadi fleksibel jika kita dimanapun berada ( di dalam bus, kereta atau di supermarket / pasar , kantor , sekolah, taman, dll )  jika  ingin membaca Al Qur’an tidak harus repot mencari air untuk berwudlu. ( In Sha Allaah ).

Maka siapa yang dimaksud dengan Hamba-hamba yang disucikan dalam firman diatas ? Jika kita melihat ayat sebelumnya Al Qur’an yang dimaksud adalah Al Qur’an yang sangat mulia, Al Qur’an yang terpelihara ( dari Lauh Mahfuz ), dimana tidak ada hamba yang dapat menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan , siapa lagi hamba yang suci jika bukan malaikat yang tidak memiliki dosa sama sekali. Maka yang dimaksud Al Qur'an disini bukan Al Qur' an yang dapat kita sentuh / pegang seperti sekarang ini tetapi Al Qur'an yang terpelihara di Lauh Mahfuz.

Menurut saya disini Allaah ingin menegaskan bahwa Al Qur’an ini adalah Firman Allaah yang terjaga keasliaannya  atau kemurniannya  ( tanpa ada campur tangan dari siapapun ) diturunkan  oleh Allaah dari Lauh Mahfuz bukan seperti kitab-kitab lain yang keadaannya sudah tidak asli lagi ( karena campur tangan manusia / hamba  yang lain ).

Sementara banyak kaum muslimin yang berpendapat atau memaknai bahwa untuk memegang / membaca Al Qur’an harus bersuci / berwudlu terlebih dahulu karena ada ayat “ Tidak ada yang menyentuhnya ( Al Qur’an ) kecuali hamba-hamba yang disucikan “.

Kalau saya pribadi makna “ Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan “ bukan berati bahwa kita harus berwudlu dulu untuk memegang / membaca Al Qur’an tetapi lebih memaknai bahwa  “ Al Qur’an tersebut  terbebas dari campur tangan hamba-hambaNya seperti manusia atau setan “, kecuali hambaNya yang suci yaitu malaikat ( pada saat diturunkan melalui malaikat ). Karena ada kaum lain yang menganggap bahwa Al Qur’an adalah ayat-ayat buatan setan .

Atau dapat juga berarti bahwa Al Qur’an hanya akan disentuh oleh hamba-hamba yang disucikan yaitu kaum muslimin.
” Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musrik itu najis “ ( QS. At-taubah : 28 ).
“ Orang mukmin itu tidaklah najis “ ( HR.Mutaffaq alaih ).

Jadi point yang ingin saya sampaikan :

1.   Untuk memegang atau membaca Al Qur’an tidak harus berwudlu terlebih dahulu, tetapi jika ingin berwudlu saya kira itu lebih baik.
2.   Arti dari hamba-hamba yang disucikan mungkin bisa malaikat atau orang mukmin. Tetapi dalam pengertian disini ,saya lebih condong ke malaikat. 
3.   Bahwa Al Qur’an itu murni / asli dari Allaah terbebas dari campur tangan hambaNya ( untuk menjawab tuduhan bahwa Al Qur’an itu adalah buatan  nabi Muhammad  atau ayat-ayat setan ).

4. Jika orang-orang yang memegang atau membaca Al Qur'an harus orang yang telah bersuci / berwudlu berarti Allaah membatasi hambaNya yang ingin membacanya, bagaimana dengan non muslim ( yang belum tahu arti suci dari hadas mungkin ) yang ingin belajar atau membacanya apakah dilarang ?  padahal Al Qur'an adalah peringatan, petunjuk dan rahmat bagi hambaNya. Maka menurutku jelas disini bahwa yang dimaksud dengan  suci dalam konteks ini bukan orang-orang yang telah berwudlu melainkan hamba yang memilki kesucian yang hakiki yaitu malaikat.

Demikian pendapat saya , apabila ada yang kurang sepaham tentu saya tetap menghormatinya dan berharap untuk tidak menjadikan polemik.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...