Hanya karena saat melaksanakan ibadah haji muslim memutari ka'bah ( seakan - akan ritual menyembah Ka'bah ) dan ketika melaksanakan sholat Muslim menghadap ke kiblat ( Ka'bah ) atau perlakuan khusus terhadap Ka'bah.
Benarkah demikian ?
Perlu saya sampaikan disini bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah baik haji , sholat maupun ibadah lain selalu ada aturannya.
Lantas mengapa Muslim ketika sholat harus menghadap ke Kiblat ( Ka'bah ) ?
Allah berfirman " Kami melihat wajahmu ( Muhammad ) sering menengadah kelangit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu kearah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab ( Taurat dan Injil ) tahu, bahwa ( pemindahan kiblat ) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan ". ( QS. Al - Baqarah : 144 ).
" Dan ( ingatlah ) ketika kami menjadikan rumah ( Ka'bah ) tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqom Ibrahim itu tempat salat. dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail. " Bersihkanlah " rumahku untuk orang - orang yang itikaf, orang yang ruku dan orang yang sujud ".
( QS. Al - Baqarah : 125 )
Disini jelas bahwa ketika umat Islam sholat dengan menghadap ke kiblat ( Ka'bah ) karena mematuhi perintah Allah bukan karena keinginan / semaunya sendiri.
Pada zaman rasullullah dahulu , kiblat pertama umat muslim adalah Baitul Makdis ( Masjid Al - Aqsha ) yang berada di palestina. Menurut beberapa keterangan ketika Allah memerintahkan untuk sholat dan menghadap Masjid Al-Aqsha dengan maksud menghadap ketempat yang suci, bebas dari berbagai macam berhala dan sesembahan karena pada waktu itu kondisi Masjid Al- Haram yang merupakan tempat keberangkatan Isra Mi'raj belum berupa bangunan masjid.
sebab kala itu masih dipenuhi dengan berhala - berhala yang jumlahnya mencapai 309 buah dan senantiasa disembah oleh orang - orang Arab sebelum kedatangan agama Islam ( Nabi Muhammad ) tetapi pada zaman nabi Ibrahim umat Islam berkiblat ke Ka'bah dan setelah peninggalan nabi Ibrahim beserta keturunannya Ka'bah dijadikan tempat pemujaan / banyak berhala oleh orang - orang kafir sehingga pada zaman itu disebut zaman kegelapan , zaman jahiliyah. Oleh karena itu pada awal kenabian nabi Muhammad umat Islam berkiblat ke baitul Maqdis )
Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari sahabat Al Barra " bahwasanya Rasulullah sholat kearah Baitul maqdis selama16 atau 17 bulan. Ketika Rasulullah SAW tinggal di madinah , beliau sering menengadahkan ke langit menunggu turunnya Wahyu dari Allah SWT karena mengharapkan perpindahan kiblat ke Ka'bah, disebabkan orang - orang yahudi selalu mengatakan bahwa sesungguhnya Muhammad SAW mengikuti arah kiblat kami ( Baitul Maqdis ) jikalau tidak ada kami , Muhammad SAW tidak tahu arah kiblatnya maka Rasullah enggan menghadap ke arah kiblatnya ( Baitul Maqdis ). Maka Turunlah Firman Allah ( QS. Al Baqarah : 144 tersebut diatas).
Dan anggapan yahudi ini dijawab oleh Allah SWT dalam firmanNya :
" Orang - orang yang kurang akal diantara manusia akan berkata " apakah yang memalingkan mereka ( muslim ) dari kiblat yang dahulu mereka berkiblat kepadanya? " katakanlah ( Muhammad ) " Milik Allahlah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa Dia kehendaki ke jalan yang lurus." ( QS. Al - Baqarah : 142 ).
Di ayat ini Allah menjelaskan bahwa dimanapun kita berkiblat semua adalah milik Allah dan Allahlah yang memberi petunjuk sesuai kehendakNya.
Namun sesungguhnya kalau kita mengkaji dari Firman Allah, perpindahan kiblat ini ada tujuannya yaitu untuk MEMBEDAKAN siapa yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW ( Islam ) dan siapa yang mengingkari / TETAP berkiblat ke arah Baitul Maqdis ( Yahudi / non muslim) seperti dalam firmanNya :
" Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu ( umat Islam ) " umat pertengahan " agar kamu menjadi saksi atas ( perbuatan ) manusia dan agar Rasul ( Muhammad ) menjadi saksi atas ( perbuatan ) kamu. kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu ) kamu ( berkiblat ) kepadanya melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik kebelakang. Sungguh, ( pemindahan kiblat ) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia - nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia." ( QS. Al - Baqarah : 143 )
kesimpulannya :
- umat Islam bukan menyembah Ka'bah ( sebelumnya Baitul Maqdis , masa yang disembah berganti - ganti ) tetapi menjadikan Ka'bah sebagai penentu arah untuk ibadah Sholat agar dimanapun umat Islam berada saat melaksanakan sholat harus menghadap ka'bah dan ini sebagai bentuk pemersatu umat Islam sekaligus memiliki arti bahwa dalam Islam tidak ada pembedaan dimanapun kita berada dan siapapun kita jika itu muslim harus menghadap ke kiblat ( ka'bah ) saat melaksanakan sholat.
- Jika muslim menyembah Ka' bah tentu tidak akan berani menginjak - injak Ka'bah atau berdiri diatas Ka'bah pada saat membersihkan / mengganti kain penutup Ka'bah. Tidak mungkinkan kita menginjak - injak sesuatu yang kita sembah .
- Pemindahan kiblat juga dimaksudkan untuk membedakan siapa yang menjadi umat nabi Muhammad ( dengan mengikuti kiblatnya ) dan siapa yang bukan umat nabi Muhammad.
- Bahwa setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadaNya, untuk mengetahui siapa diantara umat - umatnya mengikuti Rasulnya ( pada zamannya ) . " Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadaNya. Maka berlomba -lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada , pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." ( QS. Al- Baqarah : 148 )