Al Qur'an As The Spirit Of The Life Of The Muslims

Sudah sepantasnya sebagai orang muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa menjadikan Al Qur’an sebagi ruh dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Tentu masing-masing orang menjalankan sesuai dengan kesanggupan masing-masing dalam menjalankan ibadah atau perintah Allaah SWT.  Antara pengusaha dan karyawannya , antara dokter, pilot, guru, perawat, penjahit, nelayan, pelayan toko dll masing-masing berbeda dalam menjalankan ibadahnya. ( dalam menjalankan sholat , puasa, zakat dan bersedekah dll ).

Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia tentu memiliki korelasi yang erat dengan kehidupan manusia itu sendiri , diibaratkan manusia sebagai pengguna jalan, sementara  Al Qur’an itu sebagai rambu-rambu jalan untuk kemudahan , kelancaran dan keselamatan bagi pengguna jalan tersebut. Maka ketika pengguna jalan itu tidak mematuhi rambu-rambu yang sudah ditentukan bisa jadi dia tersesat atau mengalami kesulitan untuk sampai ke tujuan ( akhirat ).

Allaah tahu persis apa yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia, untuk itulah di turunkankan Al Qur’an sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam menapaki kehidupan di dunia agar selamat sampai ketujuan yaitu akhirat sebagai tujuan akhir dari hidup manusia.

Sudah sepantasnya disetiap lini kehidupan seorang muslim selalu berkiblat pada Al Qur’an, bukan malah sebaliknya ataupun memilah-milah aturan, sekiranya aturan  itu cocok kita ambil jika bertentangan dengan keadaan kita, kita tinggalkan hingga tanpa kita sadari perlahan-lahan kita menjadi orang-orang yang munafik.

Kita sudah meyakini bahwa semua yang terkandung dalam Al Qur’an adalah yang terbaik bagi manusia yang meyakininya yaitu umat muslim. Lantas kenapa kita masih berbuat sekehendak kita meskipun kita tahu jika perbuatan yang dilakukan itu bertentangan dengan Firman Allaah, parahnya lagi sebenarnya kita masih bisa mencegah tetapi kita tidak berusaha untuk mencegah. Apakah ini tidak berarti munafik ? contoh mudahnya dalam memilih pemimpin.

Jelas-jelas Allaah berfirman hingga beberapa kali jangan menjadikan non muslim sebagai pemimpin kaum muslimin.  Tidak mungkin Allaah salah dalam memberi perintah. Tapi realitanya ? Benar saja firman Allaah yang menyatakan bahwa sesungguhnya manusia itu memang pembangkang ! Sebagian dari mereka bahkan ada yang mengatakan bahwa pemimpin kafir lebih baik daripada muslim yang dzalim. Astagfirullaahal’adziim....apakah mereka lebih tahu dari Allaah ?

“ Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Barang siapa berbuat demikian, niscaya dia tidak memperoleh apapun dari Allaah, kecuali karena  menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allaah memperingatkan kamu akan diri ( siksa) Nya , dan hanya kepada Allaah tempat kembali ” ( QS. Ali Imran : 28 ).

“ Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, yaitu diantara orang-orang yang telah  diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir . dan bertakwalah kepada Allaah jika kamu orang-orang yang beriman. “. ( QS. Al Maidah : 57 ).

“ Kabarkanlah pada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, yaitu orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? ketahuilah bahwa semua kekuatan adalah milik Allaah. “. ( Qs, An-Nisa : 138-139 ).

“ Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagi pemimpinmu selain dari orang-orang yang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allaah ( untuk menghukummu ? )”. ( QS. An –Nisa : 144 ).

Kalau menurut saya sepanjang muslim yang menjadi mayoritas, jelas mestinya kita dapat memilih pemimpin yang muslim. Apapun keadaanya muslim tetap lebih baik dari pada non muslim karena bagi Allaah manusia yang berdosa tetapi masih beriman atau mengakui keberadaan Allaah,  masih lebih baik dari pada manusia yang baik tapi ingkar kepada tuhannya.

Yang ingin saya tekankan disini jika manusia melakukan dosa kepada sesamanya itu memang buruk tetapi  memang sifat manusia adalah  penuh dengan kelemahan ( tidak ada manusia yang sempurna ) maka  jika orang tersebut menyadari kesalahannya kemudian bertaubat itu masih lebih baik daripada manusia yang durhaka kepada Tuhannya.

Karena  jika manusia itu baik kepada sesama manusia tetapi mengingkari keberadaan Tuhannya , maka sia-sia amalnya karena dia mendurhakai Tuhan nya sendiri , Dzat yang menciptakan dirinya sendiri, maka  siapa yang dapat menolongnya ?.

“ Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikipun harta benda dan anak-anak mereka terhadap ( adzab) Allaah. Dan mereka itu ( menjadi ) bahan bakar api nereka”.( QS. Ali Imran : 10 ).

Mungkin lebih bisa dimaklumi atau diterima jika kita berada di mayoritas non muslim apa boleh buat, terpaksa kita membiarkan dia yang menjadi pemimpinnya.

Sudah menjadi hal yang semestinya setiap dari kita menjadikan Al Qur’an sebagai ruh atau penggerak jiwa. Untuk menerapkan aturan yang terkandung di dalam Al Qur’an sesuai tugas dan jabatan bidang masing-masing.

Yang menjadi pemimpin dapat mencontoh dan meneladani sikap serta kepemimpinan Rasulullaah Saw. Untuk menegakan keadlilan, mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Mendirikan sholat karena seburuk-buruk sholat telah membawa sesorang kepada keimanannya sekalipun belum khusyu. Menegakkan zakat , dan menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. 

“ Dan hendaklah diantara kamu ada yang segolongan orang yang menyeru kepada , menyuruh  ( berbuat ) yang makruf, dan yang mencegah dari yang mungkar.” ( QS. Ali Imran : 104 ).

“ Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan , sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian lain. Mereka menyuruh ( berbuat ) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat pada kepada Allaah dan RasulNya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allaah, sungguh Allaah maha perkasa , maha bijaksana “. ( QS. At-Taubah : 71 ).

Jika semua muslim baik itu rakyat atau pemimpin menjadikan Al Qur'an sebagai ruh dalam melaksanakan tugasnya masing-masing  maka lahirlah pribadi-pribadi  yang cinta Al Qur'an , dan pada akhirnya  terciptalah sebuah negeri yang " Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur ". ( Negeri yang baik dengan Rabb yang Maha Pengampun ).


Searching of GOD in Prophet Ibrahim's version

Nabi Ibrahim adalah nabi yang dikaruniai otak yang cerdas dibandingkan manusia lain pada jamannya. Nabi Ibrahim lahir pada masa pemerintahan raja Namrud , seorang raja yang bengis dan kejam. Dia memerintahkan rakyatnya untuk menyembah berhala bahkan ia memproklmirkan diri sebagi salah satu tuhan yang wajib disembah oleh rakyatnya. 

Dan dia sangat haus akan kekuasaan sehingga setiap kali ada bayi  laki-laki yang lahir harus dibunuh karena menurut peramal yang menerjemahkan mimpi dari raja Namrud , dimana dalam mimpinya dia melihat seorang anak laki-laki masuk ke kamarnya lalu merampas mahkotanya kemudian menghancurkan mahkota tersebut. Oleh peramalnya diartikan bahwa kelak akan ada seorang laki-laki yang akan menyingkirkan dirinya dari jabatan rajanya. Maka oleh orang tuanya nabi Ibrahim sejak lahir hingga remaja disembunyikan dan tinggal  di dalam goa ,dia  tidak pernah melihat dunia luar.

Ketika berita pembunuhan bayi laki-laki sudah sirna maka nabi Ibrahim mulai keluar dari goa . Ia begitu takjub dengan keindahan alam semesta ini. Dan ketika ia melihat orang-orang menyembah berhala , ia mulai berpikir mengapa mereka menyebah benda mati ? padahal patung tidak dapat bicara, tak bisa melihat dan mendengar . Ketika melihat onta, kambing dan domba , hatinya selalu bergolak siapah yang menciptakan semua itu ?

Mulailah ia menggunakan akalnya untuk mencari keberadaan Tuhan . Ketika dia melihat bintang  dan bulan  dimalam hari ia mengatakan kepadanya dirinya , inikah tuhanku ? tetapi ketika  siang hari bintang dan bulan  menghilang tidak nampak lagi. Ia berkata “ aku tidak suka tuhan yang tenggelam . Kemudian tak kala ia melihat matahari di siang hari , dia berkata “ Inilah tuhanku, ini yang lebih besar “. Maka tak kala senja mataharipun  terbenam . Lagi-lagi dia kecewa .

Nabi Ibrahim kecewa ketika ia melihat benda-benda atau sesuatu yang dia anggap tuhan ternyata tidak sesuai dengan logikanya sebagai tuhan. Hingga datangnya petunjuk dari Allaah SWT. Pencarian nabi Ibrahim dalam mencari Tuhannya, diabadikan oleh Allaah dalam surat Al-Anam : 76-78.

“ Ketika malam telah menjadi gelap dia ( Ibrahim ) melihat sebuah bintang ( lalu ) dia berkata “ Inilah Tuhanku “ Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata “ Aku tidak suka kepada yang terbenam “.

“ Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata “ Inilah Tuhanku “ Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata “ Sungguh jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku , pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat “.

“ Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata “ Inilah Tuhanku , ini lebih besar “. Tetapi ketika matahari terbenam , dia berkata “ Wahai kaumku ! aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan “.

“ Dan demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan ( kami yang terdapat ) di langit dan di bumi, dan ( kami memperlihatkannya ) agar dia  itu  termasuk orang-orang yang yakin “. ( QS. Al An’aam : 75 ).

“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda ( kebesaran ) kami disegenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah ( bagi kamu ) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu “. ( QS. Fushilat:53)

“ Dan pada diri –diri kalian  (terdapat  tanda-tanda kebesaranNya ) tidakkah kalian melihat “. ( QS. Adz-Dzariat : 21 ).


Sesungguhnya jika kita mau mencermati dan mempelajari alam semesta dan pada diri kita sendiri memang terdapat tanda-tanda kebesaran Allaah sebagaimana Firman diatas. ( baca Proof Of God's Existence In The World )

Look for the right one not only good !

Saya sering mendengar seseorang mengatakan bahwa semua agama itu baik . Tidak peduli agama apa yang dianut seseorang tersebut. Karena mereka berasumsi bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan. Tidak peduli bagaimana isi ajarannya dan siapakah yang menjadi tokoh tuhannya yang penting berbuat baik kepada sesama maka akan masuk surga. Simple sekali ya  :D.

Yang menjadi pertanyaanku , surga yang mana ? Siapa yang menjanjikannya ? Apakah janjinya valid ? hehe,,,Masalahnya di dunia ini banyak sekali yang disebut tuhan. Bila semua agama itu baik tetapi tidak berarti sama kan ? Saya tidak tahu pasti apakah tuhan tersebut yang menyatakan dirinya sebagai tuhan atau sebutan tuhan itu didapat atau diperoleh dari pemujanya kepada tokoh atau figur yang dituhankan tersebut. Tak bedanya seseorang yang mendapat gelar karena ilmunya, kedudukannya, kecantikannya dll.

Bagi penulis sendiri memilih sebuah agama tidak cukup hanya dengan predikat baik saja ! tetapi lebih mengutamakan kebenaran. Agama yang benar itulah yang saya pilih atau Tuhan yang benar lah yang saya puja dan sembah. Bagi saya  yang benar pasti baik , tetapi yang baik belum tentu benar. Jangan pernah menyepelekan apa arti agama , karena ini sangat menentukan bagi keselamatan atau kehidupan kelak di akhirat.

Jangan memilih agama hanya karena komunitas , untuk gengsi  atau sekedar ikut-ikutan saja tanpa memahami bagaimana isi ajaran agama tersebut. Lantas bagaimana kita mengetahui agama mana yang paling benar ?
Karena agama adalah hal keyakinan atau kepercayaan yang tidak bisa dilihat dengan mata, maka untuk mencari kebenarannya tentu dengan memakai akal atau otak .

Setidaknya apabila kita mencari bukti untuk sesuatu yang tidak dapat kita capai dengan alat panca indra maka :

1.   gunakanlah sarana lain yaitu otak atau apakah isi agama tersebut masuk akal atau bertentangan dengan logika manusia ?

2.   Pelajari dan pahamilah  semua kitab-kitab yang ada . Posisikan diri anda dalam posisi yang netral.

3.   Dari hasil pembelajaran tersebut manakah yang paling mendekati logika atau yang tidak bertentangan  dengan akal manusia. Tentu dengan berbagai kriteria diantaranya sbb :

a.   Karena firman diturunkan oleh Tuhan tentunya semua ayat saling mendukung atau tidak adanya pertentangan antara ayat yang satu dengan yang lainnya.

b.   Firmannya dapat dibuktikan kebenarannya. ( melalui penelitian , dapat kita lihat dll ).

c.   Karena Firmannya merupakan pedoman hidup bagi manusia tentu berisi petunjuk atau aturan-aturan yang menyangkut kehidupan mahluknya terutama manusia  dan alam semesta ini sebagai hasil ciptaanNya.

4.   Gunakan dengan hati dan jujurlah dengan diri sendiri, jika benar katakan benar jika salah katakan salah. Karena ingin mencari kebenaran yang hakiki.

5.   Perhatikan alam sekitar maupun pada diri kita sendiri manakah diantara kitab-kitab yang ada yang mendekati kebenaran antara isi dan realitanya.

6.   Bandingkanlah tokoh atau figur yang menjadi Tuhan dalam masing-masing agama tersebut. Manakah yang lebih dapat diterima oleh akal atau logika kita.

Bila sudah anda lakukan mohonlah petunjuk kepada Tuhan untuk diberi kemudahan dalam mencari kebenaran. Saya yakin jika kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari hidayah / petunjuk maka anda akan mendapat petunjuk itu. ( in sha Allaah )


Demikian menurut penulis barangkali apa yang saya tulis diatas bisa dijadikan acuan untuk mencari kebenaran sebuah agama , sekali lagi Kebenaran bukan kebaikan suatu agama.

Have to prepare well for our next life ?

Hidup adalah proses pembelajaran sepanjang masa. Selama jantung kita masih berdegup selama itu pula pembelajaran akan terus berlangsung. Sudah berapa lamakah kita belajar di dunia ini ? Apa saja yang sudah anda dapatkan dari pembelajaran ini ?
Dari sekian banyak pembelajaran adalah belajar untuk mengenal hakekat diri kita sendiri. Siapa diri kita ini ? Untuk apa kita hadir di dunia ini ? lantas akan kemana kita setelah ini ?

Manusia diciptakan oleh Allaah  dengan mempunyai 3 unsur yaitu :

1.   Unsur Fisik :  Tubuh kita gunakan untuk melakukan ibadah seperti Sholat, puasa, haji , bedzikir, berdakwah dll. Maka akan sangat disayangkan Jika tubuh kita,  tidak digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita.

2.   Unsur Akal  : Manusia diberi akal yang luar biasa dahsyat jika akal kita tidak dikendalikan oleh agama ( tidak mengenal Tuhan ) maka dapat menjadikan seseorang menjadi sombong karena ilmunya. Padahal sesungguhnya semua ilmu yang ia miliki berasal dari Allaah. Sebaliknya jika ia tidak berilmu maka ia akan menjadi sampah masyarakat dan menjadi beban bagi orang lain.

3.   Unsur Hati : Bila hati manusia kosong , akan sangat membahayakan karena bila tak terkendali dapat membuat seseorang menjadi kejam melebihi binatang. Sebaliknya sesorang yang memliki hati yang baik maka ia akan lebih mulia dari semua mahluk Allaah.  Untuk itu , siramilah hati dengan belajar agama atau menghadiri pengajian , mengikuti ceramah keagamaan dll.

 Memiliki 2 dimensi yaitu :
a.   Dimensi Fisik : tempat bersemanyamnya ruh atau nyawa.
b.   Dimensi Ruh  : sesuatu yang menjadikan kita hidup dan bergerak.

Dalam  Al Qur’an banyak ayat yang memuat proses terciptanya manusia yang dimulai dari penciptaan nabi Adam sebagai manusia yang pertama. Diantaranya sebagai berikut : 

“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….( Qs. Al-Hajj : 5 ).

 “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” ( QS. Al-Mu’minun : 14 ).

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).” ( QS. Al-Ghafir : 67 ).

 “Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” ( QS. AZ-Zumar : 6 ).

 Berdasarkan ayat-ayat diatas Allaah menciptakan manusia  dari tanah ( Adam ), kemudian dari Adam diciptakan Hawa. Selanjutnya kita diciptakan dari setetes mani. Maka dari ayat-ayat tersebut dapat kita pahami bahwa dulunya manusia  tidak ada, kemudian Allaah lah yang telah menciptakannya  ( baca God created man with 4 ways ).

Selanjutnya mengapa Allaah menciptakan manusia ? Apakah kita diciptakan untuk bersenang-senang di bumi Allaah ini ? ternyata Tidak !  Justru manusia diberi tugas yang cukup berat  yaitu :

1.      Sebagai ahli ibadah.
Kita berada di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allaah SWT, Dzat yang telah menghadirkan  kita serta seluruh alam semesta ini. Saya kira ini cukup fair dan sudah sepantasnya manusia sebagai mahluk yang telah diciptakan olehNya untuk berterima kasih , bersyukur dan menjalankan segala aturan yang menjadi  perintahNya maupun laranganNya.  Dan merupakan Hak Allaah untuk menerima sesembahan kita.

 “ Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya     mereka menyembah-Ku ”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

2.   Sebagai pemimpin :
a.   minimal memimpin diri sendiri untuk menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang pada akhirnya akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya kelak dihadapan Allaah SWT.

b.   Pemimpin bagi alam semesta karena manusia adalah mahluk Allaah yang paling sempurna , dalam hal ini  mengelola alam semesta ini demi keberlangsungnya kehidupan manusia itu sendiri tentu sesuai ketetapan Allaah sampai nanti datangnya hari kiamat.

 “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, ”Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana. Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, ”Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” ( Q.S. al-Baqarah : 30 ).

Lantas mau kemana kita kelak setelah datangnya kematian.? Allaah SWT menjawab pertanyaan kita melalui firmanNya :
“ Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan “. ( Qs. Yasin 83 ).
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? “ (QS Al-An’aam ayat 32).
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran 133).

 “ Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan ?”. (Q.S Al-baqarah : 28)
“ Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya “. (Q.S Al-baqarah : 94-95)
 “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan “. (Q.S Ali Imran: 185)

 “ Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur “. (Q.S Ali Imran: 145)
 Dengan jelas Allaah menyampaikan kepada kita bahwa manusia kelak akan kembali kepada Tuhannya yang digambarkan melalui kehidupan akhirat.  Dimana disana tersedia tempat yaitu Surga , diperuntukan bagi orang-orang yang taqwa / melakukan kebajikan-kebajikan. Sedangkan neraka disediakan bagi orang-orang yang kafir ( tidak mengakui keberadaan Allaah ) dan banyak melakukan dosa.


Allaah  SWT menjadikan dunia ini sebagai ladang bagi manusia . Apakah ladang itu akan ditanami dengan kebaikan atau keburukan , itu tergantung pada manusianya sendiri. Karena pada akhirnya  kita sendirilah yang akan memetik atau memanen ladang yang telah kita tanami dari semenjak lahir hingga datangnya kematian , semua akan diperhitungkan di akhirat. Yang menjadi renungan kita , sudahkah  mempersiapkan bekal yang cukup untuk di bawa saat waktunya kita  kembali pulang ?

Let's pick up the guidance of Allaah SWT

Seringkali orang  mengatakan semoga Allaah memberikan hidayah atau petunjuk kepadanya ketika melihat orang non muslim atau orang yang berbuat baik kepada orang lain tetapi belum begitu taat dalam menjalankan ajaran agamanya. Tetapi semudah itukah Allaah memberikan hidayahNya kepada hambaNya ?


Allaah SWT berfirman “
“ wahai manusia ! sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu ( muhammad dengan mukjizatnya ) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang ( Al qur’an )”.( QS. An –nisa : 174 ).

“ ( Al qur’an ) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini “. ( QS. Al-jasiyah : 20 ).

“ Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al Qur’an , dan pasti kami ( pula ) yang memeliharanya ‘. ( QS. Al-Hijr : 9 ).

" wahai manusia ! kamulah yang memerlukan Allaah , dan Allaah Dialah yang Maha Karya ( tidak memerlukan sesuatu ) Maha terpuji ". ( QS. Fatir : 15 )

“ Sungguh Al Qur’an ini memberi petunjuk ke ( jalan ) yang paling lurus  dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar “. ( QS. Al-isra : 9 ).

“ Dengan Kitab itu Allaah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan , dan ( dengan kitab itu pula ) Allaah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya  dengan izinNYa., dan menunjukan kejalan yang lurus “. ( Qs. Al-maidah : 16 ).

Lantas kepada siapa Allaah akan memberikan petujukNya ? .
Kalau kita cermati ayat diatas , petunjuk diberikan kepada orang-orang yang mengikuti keridaanNya ke jalan keselamatan, dalam hal ini bisa saja kepada orang-orang yang sedang belajar agama , belajar memahami isi Al qur’an dll.

Didalam ayatNya yang lain, Allaah berfirman  sesunguhnya manusia lah yang memerlukan petunjuk atau hidayah dari Tuhannya. Maka Allaah hanya akan memberi petunjuk kepada hambaNya yang memang  berusaha mencari petunjukNya. Maka orang tersebutlah yang harus aktif untuk mencari hidayah dari Allaah.


Dengan kata lain seseorang yang tidak pernah berusaha mencari petunjuk akan sangat sulit mendapat petunjuk, bahkan  sekalipun itu nabi atau rasul yang memohonkan petunjuk untuk keluarganya sendiri selama yang bersangkutan tidak mencari petunjuk kepada Allaah.

 Contoh diantaranya yaitu :
a.   Nabi Nuh yang memohon untuk anaknya.
b.   Nabi Ibrahim yang memohon untuk ayahnya.
c.   Nabi Lut yang memohon untuk istrinya.
d.   Nabi Muhammad yang memohon untuk pamannya.


   "  Dan Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat yang jauh, ‘Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir’. Dia berkata, ‘Aku akan berlindung ke gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, ‘Hari ini tidak ada lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud:42-43).
“   " Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil.” (QS. Hud: 45-46).
“  "  Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat hidayah, akan tetapi Allaah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki “. ( QS. Al-Baqarah : 272 ).
“   " Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) tidak akan dapat memberi hidayah ( petunjuk ) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allaah memberi hidayah kepada orang Dia kehendaki, dan Allaah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk “. ( Al Qashash : 56 ).

Diantara ciri-ciri orang yang mendapat petunjuk adalah sbb :

1).Kulitnya gemetar karena takut kepada Tuhannya , kemudian menjadi tenang kulit dan hatinya ketika mengingat Allaah.

          “  Allaah telah menurunkan perkataan yang paling baik  ( yaitu ) Al  Qur’an yang serupa  ( ayat-ayatnya ),  lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allaah. Itulah petunjuk Allaah, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allaah, maka tidak seorangpun yang  dapat memberi petunjuk.” ( QS. AZ-Zumar : 23 ).

2).Orang yang berpegang teguh kepada ( agama ) Allaah. Orang yang meyakini kemudian mengaplikasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

            “Barangsiapa yang berpegang  kepada ( agama ) Allaah, maka         sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus “ . ( QS.        Ali –Imran : 101 ).
        3). Orang yang membaca Al Qur’an , kemudian memahaminya dan                                   mengamalkannya dalam kehidupan sehari-harinya.
        “ Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan )                    yang lebih lurus “ . ( QS. Al-Isra : 9 ).                                                         
Dari ayat-ayat diatas dapat ditarik kesimpulan  bahwa :

1.    Al qur’an adalah merupakan petunjuk atau hidayah bagi selruh manusia bukan saja mengenai agama tetapi juga semua aturan yang terkandung di dalamnya.

2.    Bahwasanya  hanya Allaah yang bisa memberi petunjuk kepada seseorang.

3.   Manusia lah yang memerlukan petunjuk karena Allaah tidak membutuhkan sesuatu dari hambaNya. Untuk itu manusia sendirilah yang harus mencari petunjuk Tuhannya.

4.   Al Qur’an merupakan kabar gembira bagi orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan.

5.   Ciri-ciri orang yang mendapat petunjuk diantaranya hati dan kulitnya bergetar ketika mengingat atau  mendengar Asma Allaah. Dan orang yang yakin dan berpegang teguh kepada  ( agama ) Allaah.

6.   Karena Al Qur’an sebagai petunjuk manusia yang diturunkan dari sisi Allaah , maka Allaah sendiri yang akan menjaganya atau memeliharanya.

Sesungguhnya petunjuk tidak saja dibutuhkan bagi orang-orang non muslim saja  tetapi kaum muslimin sendiri juga selalu membutuhkan petunjuk , itu tercermin dalam surat Al- Fatihah, dimana surat tersebut menjadi surat yang wajib di baca ketika melaksankan sholat .

“ Tunjukilah kami jalan yang lurus, ( yaitu ) jalannya orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya; bukan ( jalan ) mereka yang dimurkai , dan bukan jalan ( pula jalan ) mereka yang sesat “ ( QS. Al –fatihah : 6 -7 ).


Jadi sekalipun kita sudah menjadi kaum muslimin , kita senantiasa membutuhkan petunjuk dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Karena  amal perbuatan kita kadang masih jauh dari yang semestinya. Oleh karenanya mari kita menjemput bola dalam mencari hidayah atau petunjuk dari Allaah SWT. Dengan mencintai Al Qur'an , mempelajari , memahami dan menerapkannya , karena hati yang selalu diterangi oleh cahaya Al Qur'an akan mudah menangkap kebenaran dan mudah melakukan kebaikan.

Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...