My wild mind !

Saat aku  sedang sendiri kadang pikiran liarku melanglang tanpa batas . Aku  sesekali membayangkan seandainya dunia ini tidak ada kehidupan seperti apakah situasinya ? dalam imajinasiku aku melihat ruang yang luas , lenggang dan sepi , sepi...........sekali tanpa ada benda satupun.


Mungkin hanya ada Allah saja. Lalu timbul pertanyaan didalam hatiku  " dari manakah Allah berasal ? Sosoknya seperti apakah ?" mungkin sampai kiamat aku tidak akan pernah tahu jawabannya, otak dan pikiranku memang tidak punya kemampuan untuk menjawabnya, dan memang benar - benar tidak ada pengetahuan sama sekali melainkan hanya mengenal sifat - sifat-Nya saja diantaranya yaitu "Yang Tidak Berawal dan Tidak Berakhir ". Berarti tidak diketahui proses keberadaan-Nya , pokoknya tahu tahu Dia ada. Alhamdulillah... Allah telah memberikan FirmanNya ( Kitab Suci Al qur'an ) sehingga sedikit kita menjadi lebih tahu / mengenal FigurNya.

Mungkin memang disengaja oleh Allah agar tetap menjadi misteri ( ghaib ) karena dari awal penciptaan manusia dan alam semesta ini, dimaksudkan untuk menguji manusia yaitu apakah manusia / hamba - Nya percaya kepada keberadaan Tuhannya. 
Jika kita dengan mudah melihat sosoknya  ( Tuhan ) tentu sudah tidak perlu lagi ujian tesebut, karena semua tentu patuh dan taat pada Tuhan yang sudah nyata di depan mata.
Mungkin  di akherat kelak aku bisa memperoleh jawabannya.

Kembali pikiran liarku menjelajah lagi , seandainya Allah tidak menciptakan alam semesta ini . Oh, ya , Allah,,,,,yang aku bayangkan kembali ruang yang sepi, sunyi dan senyap.. ,,,,,,tanpa suara dan tanpa cahaya ,,,,,.muram dan mencekam ! entah benar atau salah tapi itu yang muncul dalam imajinasiku , he,he,,mungkin setiap orang berbeda pendapatnya / imajinasinya.

Kemudian aku bayangkan bagaimana Allah mulai menciptakan alam semesta ini bersama komponen didalamnya, menciptakan seluruh mahluk - mahluk-Nya, baik yang di bumi dan langit, di darat , laut dan udara. Dan itu Dia ciptakan sendiri tanpa ada bantuan dari siapapun / manapun . Subhanallah,,,,,,,,,tak bisa aku bayangkan figur seperti apa Dia , begitu Hebat ! begitu Dahsyat ! begitu Smart !

Namun dari hati kecilku yang paling dalam aku bertanya " mungkinkah Allah merasa sepi ?" sehingga menciptakan alam semesta ini beserta isinya. (Ampunilah hamba, ya Allah....jika hamba bersalah tentang ini ) Aku kira boleh- boleh saja jika aku berpikir demikian, toh tidak ada aturan untuk membatasi seseorang dalam berpikir, dan ini juga bukan bentuk ibadah. Dimana dalam beribadah kita harus mentaati sesuai perintah Allah dan  ajaran Nabi Muhammad SAW.

Walaupun aku tahu bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah, untuk mendapat cobaan / ujian dari Allah, dan sebagai balasannya adalah syurga / neraka sesuai amal perbuatannya .
Namun tujauan kita diciptakan oleh Allah adalah juga  untuk menguji, siapa diantara hamba - hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, Mengakui-Nya sebagai satu - satu-nya Tuhan yang wajib  di sembah , siapa diantara hamba - hamba-Nya yang mencintai-Nya , merindukan pertemuan dengan-Nya dll ( terkait dengan rasa / perasaan ).

Sesungguhnya semua perasaan yang ada pada manusia adalah juga berasal dari Allah ( Allah juga maha Pengasih, Maha penyayang, Maha lembut , Maha Bijaksana dll, namun juga bisa marah / murka kepada hamba - hamba-Nya ). Aku pernah membaca ketika Allah rindu kepada hamba-Nya, maka diutuslah malaikat untuk memberi cobaan / ujian agar orang tersebut menangis , berdoa dan mendekat kepada Allah. 

Maka jika manusia memiliki rasa sepi itu juga bagian dari rasa yang dimiliki dari  Allah. Dari asumsi inilah aku berpikir jika apakah mungkin Allah merasa sepi ( sendirian , ampuni hamba ya, Allah,, jika salah ), tetapi apapun itu , mau dibuat seperti apa dunia dan seisinya atau mau bagaimana Allah mengaturnya, Aku kira itu HAK ALLAH karena Dia pemilik keseluruhan alam semesta ini, pemilik semua kekuatan baik di bumi dan di langit .

Intinya manusia tidak memiliki  kemampuan apapun tanpa ijin dari Allah, HANYA ALLAH saja yang mempunyai kemampuan. Segala sesuatu berada dalam genggaman-Nya atau kekuasaan-Nya.
Jadi suka atau tidak suka , mau tidak mau memang harus mematuhi segala perintah-Nya dan  menjauhi semua larangan-Nya. 
Dan lagi siapa coba yang tidak mau di sayang / dicintai oleh Allah?
atau siapa yang tidak mencintai Allah ? Aku kira semua orang pasti ingin disayang dan menyayangi Tuhannya.

Terlepas dari semua itu, aku pribadi tetap berterima kasih kepada Allah yang telah menciptakan kehidupan ini.
Coba seandainya Allah tidak menciptakan alam semesta dan kehidupan ini . Mari kita bayangkan bagaimana keadaannya ?

The Secret Behind The Disaster or Test Of Life in Our Lives


Adalah hal yang wajar jika kita  merasa sedih atau kecewa ketika mendapat musibah / cobaan dari Allah SWT dalam menapaki kehidupan kita sehari - hari karena memang sudah menjadi fitrah manusia memiliki sifat seperti tersebut , yang salah / kurang tepat adalah ketika sikap kita terlalu berlebihan dalam menghadapi masalah / cobaan tersebut. 

Seringkali orang beranggapan bahwa saat seseorang sedang dilanda kesusahan / menerima cobaan ( musibah ) / sakit yang berat dll, itu disababkan karena orang tersebut memiliki banyak dosa, karena Allah sedang  marah kepadanya atau prasangka buruk lainnya . Benarkah demikian ?
Coba kita pahami ayat - ayat Al - qur'an atau hadis berikut ini :

"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan , kekurangan harta, jiwa dan buah -buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang -orang yang sabar " ( Al -baqarah :155 ).

" Dan kami coba mereka dengan ( nikmat ) yang baik - baik dan ( bencana ) yang buruk -buruk , agar mereka kembali ( kepada kebenaran ) " ( QS.7 : 168 ).

" Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan sudah tertulis dalam kitab ( Lauh mahfuzh ) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. ( kami jelaskan yang demikian itu ) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan  terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri". (Al hadid : 22-23).

" Tidaklah seorang muslim tertimpa kecelakaan, kemiskinan, kegundahan , kesedihan, kesakitan maupun kedukacitaan bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya Allah akan menghapus dosa - dosanya dengan apa yang menimpanya itu " ( HR. Bukhari ).

" Tidak ada satupun musibah ( cobaan ) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya , melainkan dengannya Allah  akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya" ( HR.Muslim ).

" Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu , barang siapa yang ridho ( menerima cobaan tersebut ) maka baginya keridhoan ( Allah ), dan barang siapa murka maka baginya kemurkaan ( Allah )." ( HR. Ibnu Majah ).

" Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik maka ditimpakan musibah ( ujian ) kepadanya" ( HR.Bukhari).

Kesimpulan :
  1. Mendasari Firman - Firman Allah dan Hadis Rasul maka sesungguhnya dibalik seseorang mendapat musibah / ujian selalu ada hikmahnya atau tujuannya ( menaikan derajatnya , keimanannya , mengahapus dosa , dll ).
  2. Bahwa setiap manusia / hamba akan diberi ujian melalui hal - hal yang baik ( kesenangan ) atau hal- hal yang buruk ( musibah , sakit dll ) sesuai kehendak Allah SWT.
  3. Sesorang yang menerima cobaan yang menyusahkan bukan berarti orang tersebut di benci oleh Allah karena Nabi / Rasul dan orang - orang yang sholeh juga menerima cobaan / ujian dengan cara yang berbeda -beda.
  4. Bahwa seseorang yang diberi cobaan yang baik-baik / kesenangan  tidak lantas dikatakan orang - orang yang dicintai Allah  ( ex : kafir juga banyak diuji dengan yang baik -baik ) karena jika orang tersebut tidak taat pada perintah-Nya / terlena dengan kondisinya yang nyaman sehingga melupakan Allah bisa saja menjadi orang yang di murkaiNya atau mendapat ampunan  dari Allah. ( Hak Allah ).
  5. Saat kita tengah mendapat cobaan agar bersikap sabar dan tetap taat menjalankan perintah Allah, Karena Allah akan memberikan pahala bagi orang - orang yang sabar ketika ditimpa musibah.
  6. Jangan terlalu  mendramatisir masalah / hal- hal yang kecil sehingga tampak seperti beban yang sangat berat karena yakinlah bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan kita . 
  7. Ketika Allah memberikan cobaan atau ujian kepada kita , bersamaan dengan itu  pula Allah memberikan jalan keluar untuk mengatasinya. 
  8. Perbanyaklah sholat dan dzikir karena sesungguhnya Allah menghendaki kita untuk lebih dekat dengan-Nya.




WHO REFERRED TO US IN THE HOLY BOOK QUR'AN ?


 Didalam Al Qur'an sering kita jumpai kata - kata "  KAMI " pada saat Allah menyampaikan wahyu-Nya, lantas apa maksudnya ? apakah artinya bahwa Allaah itu lebih dari 1 ( satu )  ? 

Bagi umat kristiani / non muslim sering salah dalam memahami arti kata Kami tersebut / sering digunakan sebagai pembenaran bahwa Allah itu lebih dari satu. Padahal selain kata " Kami " Allaah juga menggunakan kata   AKU   ,   DIA  ( Pria )  ,  atau lafadz   ALLAAH  dalam firman - firman-Nya.

A). Secara garis besar maksud  kata KAMI dalam Al Qur'an yaitu :

 Meskipun kata kami dalam bahasa Arab memang dapat  digunakan untuk menunjukan jamak ( lebih dari satu ) dapat juga berarti satu saja  ( tunggal ). Maka walaupun banyak ayat yang menunjukan kata kami dalam Al Qur'an sahabat nabi, orang arab, yahudi pada waktu turunnya ayat  tidak ada yang memprotes ataupun beranggapan bahwa Allaah lebih dari 1 ( satu ) karena 
dalam bahasa Semit dan turunannya ( misalnya Ibrani , Arab ,Urdu ) adalah hal biasa jika menggunakan kata jamak untuk mengacu pada sesuatu yang tunggal  dimaksudkan untuk Penghormatan, Penghargaan , Pengagungan, Kemulyaan  atau Kebesaran.

  1. a. Kami sebagai bentuk Tunggal
" Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah " ( Adz-Dzaariyaat : 49 ). 

Arti Kami disini Allah ingin menunjukan bahwa penciptaan tersebut adalah hal yang besar / menunjukan Kemulyaan-Nya.

" Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan ( tujuan ) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka " ( Al - Ahqaaf : 3 ) 

Kami disini untuk menunjukkan bahwa penciptaan tersebut adalah hal besar, rumit , agung  dan dahsyat karena bukan hanya menciptakan langit dan bumi saja tetapi  seluruh aspek dalam alam semesta ini, matahari, bulan, planet-planet lain beserta peredarannya / orbitnya dengan penuh keteraturan.

Namun coba perhatikan ayat berikut ini :

" Dan Allaah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalas tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakan dan mereka tidak akan dirugikan ".    ( Al - Jaatsiyah : 22 )

Dalam 2  ( dua ) ayat tersebut diatas meskipun tentang " hal yang sama"  ( penciptaan langit dan bumi ) Allaah menggunakan kata " kami " ( pada ayat yang pertama / Al- ahqaaf : 3) dan menggunakan lafadz  "Allaah " sendiri ( pada ayat yang ke 2 / Al- Jaatsiyah : 22 ).
Maka jelas disini bahwa kata KAMI tidak identik / tidak berarti jamak / lebih dari 1 ( satu ) akan tetapi Tunggal  ( 1: Allaah saja )  inilah keistimewaan bahasa Arab.

  1. b. Kami sebagai bentuk jamak
" Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku - suku supaya kamu saling mengenal "( Al - Hujuraat : 13 ).
 Disini Allaah menunjukkan bahwa dalam penciptan tersebut, Allaah memerlukan / melalui oknum lain yaitu manusia ( laki-laki & perempuan ). Maka  " Kami " disini diposisikan sebagi bentuk  "jamak"  bukan hanya Allaah saja tapi juga pihak lain ( manusia ). Biasanya untuk menunjukan suatu proses yang membutuhkan / melalui pihak ke 2 apakah itu malaikat, manusia atau benda  dll Allaah juga kerap  menggunakan kata Kami.

" Bukankah Kami telah jadikan bumi sebagai hamparan ? Dan gunung - gunung sebagai pasak ". ( QS. An - Naba : 6 -7 ).

" Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung - gunung yang kokoh supaya bumi itu ( tidak ) goncang bersama mereka ".( QS. Al - Anbiya : 31).

Dalam ayat tersebut Allaah memerlukan benda ( bumi dan gunung - gunung ) sebagai wujud yang nyata dari hasil proses penciptaannya.

Itulah Allaah, figur yang tidak arogan sekalipun bisa saja Dia berfirman dengan menggunakan kata Aku saja untuk menciptakan sesuatu tetapi Allaah sering menggunakan kata " kami " untuk menunjukan adanya keterlibatan pihak lain atau bisa juga untuk mengelabui pihak- pihak yang tidak mau menggunakan akal pikirannya ( beranggapan Tuhan lebih dari 1 ) seperti jebakan .   (menurut pemikiranku ) ha, ha,,ha,,.

B). Penggunaan kata ganti DIA


Seperti kita pahami bahwa  Allaah bukanlah manusia, jadi tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan , namun karena kita adalah mahluk / manusia dimana hanya ada 2 jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan ( jantan dan betina pada hewan ). Maka untuk memudahkan kita dalam mengenal figureTuhannya, tentu Allaah mengenalkannya dalam batas - batas kemampuan otak manusia, agar lebih mudah dipahami ( menurutku ) dalam bahasa Arab ( karena Rasulullah Saw adalah orang arab ) dengan kata ganti DIA ( laki - laki ). 

" Dia ( Allaah ) tidap dapat dicapai oleh penglihatan mata , sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui " ( Al - An'aam : 103 )
" Katakanlah : Dialah Allaah, Yang Maha Esa."
" Dia tidak beranak dan tidak pula diberanakkan"
" Dan tidak ada seorangpun yang sebanding dengan Dia "
           ( Al - Ikhlas : 1,3 ,4 ).

C). Penggunaan kata AKU.


Kadang -kadang Allaah juga menggunakan kata  " Aku "dalam berfirman untuk menegaskan / menguatkan arti firman tersebut :

" Sesungguhnya  ( Agama Tauhid ) adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah TUHANMU maka sembahlah AKU ". ( Al - anbiyaa : 21 )

" Hai, hamba - hambaku yang BERIMAN . Sesungguhnya bumi -KU luas , maka sembahlah AKU saja ". ( Al-Ankabuut : 29 ).

" Sesungguhnya AKU ini adalah ALLAAH. Tidak ada Tuhan lain selain AKU, maka Sembahlah AKU dan dirikanlah Sholat untuk mengingat AKU ". ( At Thaahaa : 14 ).

" Dan kami tidak mengutus seorang rasul sebelum engkau ( Muhammad ) melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan  selain AKU. Maka sembahlah AKU " ( Al - Anbiya : 25 ).

Disini Allaah memberitahu dan menegaskan bahwa  Tidak ada TUHAN LAIN yang Berhak DISEMBAH melainkan hanya ALLAH SAJA. ( semua  Nabi/Rasul menyampaikan hal yang sama yaitu tentang ketauhidan bahwa tidak ada Tuhan selain Allaah ).

D). Penggunaan kata / lafadz ALLAAH  biasanya digunakan untuk memberi peringatan diantaranya yaitu :

"Dan kepada kaum ' Ad ( kami utus ) Hud, saudara mereka. Dia berkata " Wahai kaumku ! sembahlah Allaah ! tidak ada Tuhan ( sesembahan ) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa ? " ( QS. Al-A'raf : 65 ) 

" Dan kepada kaum Samud ( kami utus ) saudara mereka Saleh. Dia berkata " wahai kaumku ! sembahlah Allaah ! tidak ada tuhan ( sesembahan ) bagimu selain Dia ( QS. Al- A'raf : 73 ).

" Dan kepada penduduk madyan , kami (utus ) Syu'aib , saudara mereka sendiri. Dia berkata " wahai kaumku ! Sembahlah Allaah ! tidak ada Tuhan ( sesembahan ) bagimu selain Dia ". ( QS. Al- A'raf ; 85 ).

Bahasa Arab memang memiliki keistimewaan sendiri di banding dengan bahasa yang lain itulah sebabnya Allah menurunkan Kitab-kitab- nya dalam bahasa Semit ( terakhir dalam bahasa Arab).
Bagi saya Kitab Suci Al Qur'an memang sangat mengagumkan, bagaimana Allaah memilih, menggunkan setiap kata / kalimat dalam menyampaikan firman-firmannya disampaikan dengan santun, indah, keras  / tegas dll menurut kebutuhannya.

 Coba kita cerna dan pahami kalimat -kalimat yang terkandung dalam Al Qur'an ,  masing - masing memiliki nilai rasa artistik tersendiri , termasuk diantaranya  penggunanaan kata - kata seperti KAMI, AKU, ALLAAH dan DIA  ( bagi saya ).

Kesimpulannya : 

1. Meskipun kata  " Kami " artinya jamak tetapi tidak selalu berarti     bahwa itu  " lebih dari 1 ( satu ) " . Walaupun Allaah sering               menggunakan  kata Kami, tetapi tidak ada satu ayat pun yang           berbunyi " SEMBAHLAH KAMI " ( Tuhan lebih dari 1 ). 

2.  Penggunaan istilah  KAMI,  kadangkala digunakan apabila              dalam penciptaan tersebut  Allah memerlukan pihak lain (                Malaikat, manusia atau  benda ).

3. Pemilihan  kata   AKU ,  biasanya digunakan untuk                           menegaskan ayat tersebut ( terkait hal-hal yang bersifat                     ketauhidan ) 

4. Kata / Lafadz ALLAAH seringkali digunakan untuk 
    menyampaikan hal -hal yang terkait dengan  peringatan kepada       hamba- hamba-Nya.

5. Penggunaan kata  DIA ( pria ) kadang juga dipakai untuk                 menggantikan  Asma  Allaah, tetapi bukan berarti bahwa                   ALLAAH adalah  manusia yang berjenis kelamin PRIA.

Demikian  yang dapat saya sampaikan jika masih banyak kekurangan / mungkin salah mengartikan  itu karena keterbatasan pengetahuan saya , Mudah - mudahan Allaah mengampuni kesalahan saya dan  senantiasa memberi  petunjuk khususnya kepada saya dan kepada kita semua , hamba- hamba-Nya, aamiin.








Unvorgivable Sin !

Manusia adalah tempatnya salah dan dosa , entah itu dosa kecil atau dosa besar. Karena memang sudah menjadi fitrahnya jika manusia itu lemah. " Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan ( bersifat ) lemah "   ( QS.An - Nisa : 28 ).  
            
Coba kita ingat - ingat apa saja dosa yang telah kita lakukan mungkin kita tidak percaya bahwa kita sudah begitu lama atau sering  mendzalimi diri kita sendiri contohnya membuka aurat , membicarakan keburukan orang lain, menyakiti hati orang lain, berkata bohong, mengambil yang bukan haknya dll.

Sekalipun manusia adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna diantara mahluk lainnya karena memang diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi ini, namun begitu manusia diciptakan juga untuk diuji / diberi cobaan dalam kehidupannya baik melalui cobaan yang menyenangkan atau yang menyedihkan sesuai kehendak Allah SWT karena itulah manusia banyak melakukan dosa.

" Tiada suatu bencanapun yang menimpa dibumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah  tertulis  dalam kitab ( Lauhul mahfuzh ) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. ( kami jelaskan yang demikian itu )
Supaya kamu jangan berduka terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ." ( QS. Al Hadiid : 22-23)

Apabila kita bisa menerima cobaan kita dengan ikhlas dan sabar tentu kita akan berada dalam jalur yang dikehendaki Allah SWT sebaliknya jika kita tidak bisa menerima takdir kita mungkin kita berada dalam jalur yang bertentangan dengan perintahNya.
Tetapi saya meyakini bahwa semua manusia tentu mendapat cobaan / ujian dengan cara dan bobot yang berbeda, masing - masing sesuai kesanggupannya ( sesuai firman-Nya ).

Adapun tujuannya adalah jika kita diberi cobaan yang baik  agar kita bersyukur  atas nikmat yang kita terima apabila kita diberi cobaan yang buruk agar kita  segera memohon ampun , bertaubat dengan sungguh - sungguh karena pada dasarnya Allah adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat.

" Dan milik Allahlah apa yang dilangit dan apa yang dibumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang ". ( QS. Ali Imran : 129 ).
" Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang - orang bertakwa ". ( QS.Ali Imran : 133 ).

" Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang ". ( QS. An-Nisa : 106 ).

Namun satu hal yang harus digaris bawahi / menjadi catatan bahwa meskipun Allah berkali - kali berfirman bahwa Dia adalah Maha Pengampun akan tetapi ada dosa yang tidak dapat diampuni yaitu dosa karena  " Syirik " sesuai firman-Nya: 

" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni ( dosa ) karena mempersekutukan- Nya ( syirik ), dan Dia mengampuni apa ( dosa ) yang selain ( syirik )itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah , maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar ". ( QS. An -Nisa : 48 )

" Allah tidak akan mengampuni dosa syirik ( mempersekutukan Allah dengan sesuatu ), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang mempersekutukan ( sesuatu ) dengan Allah , maka sungguh, dia telah terssesat jauh sekali ". 
" Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah Inasan ( berhala ), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka ". ( QS. An - Nisa : 116 - 117 ) 

Kesimpulan : 
1. Allah mengampuni dosa - dosa hambanya sepanjang kita mau bertaubat dengan sungguh - sungguh dan tidak mengulanginya lagi jika kita ingin menjadi orang yang tergolong dikehendaki oleh Allah SWT. ( bagi siapa yang Dia kehendaki ).

2. Allah mengampuni dosa - dosa kita kecuali dosa karena syirik yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu.



Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...