Apa yang ada pada diri Rasulullah SAW
memang menjadi suri tauladan bagi umatnya. Semua itu karena apa yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW mengandung pelajaran yang sangat berharga, baik perkataannya,
perbuatannya maupun cara berjalannya.
Bila kita mau memperhatikan dengan
seksama dan teliti maka cara berjalan Rasulullah SAW sesungguhnya tidak lepas /
merupakan cerminan dari akhlaknya. Ini yang perlu kita tiru dan praktekkan
sebagai umatnya.
Ibnu Sa’ad meriwayatkan dari Yazid
bin Murtsad ra “ Rasulullah SAW cepat ketika berjalan ( seperti terburu – buru ) sehingga orang yang
berada dibelakangnya mempercepat jalannya ( sampai terkadang ) ia tidak dapat
menyusul Rasulullah SAW “.
Juga disebutkan dalam kitab Maulidul Barzanjiy bahwa “ Rasulullah SAW ketika berjalan
dibelakang para sahabatnya sering beliau berkata “ kosongkanlah tempat
dibelakangku untuk para malaikat Ruhaniyah “.
Disebutkan dalam kitab Maulidul
Barzanjiy bahwa “ Rasulullah SAW tampak condong ketika berjalan, seakan – akan seperti
jalan turun dari tempat yang tinggi “.
Al – hakim meriwayatkan dari Jabir ra
“ Rasulullah SAW ketika berjalan tidak (
banyak ) menoleh “.
Diriwayatkan Ath – Thabraniy dari Abi
‘ Unbah ra “ Rasulullah SAW ketika berjalan ( sendirian ) menjauhkan diri “.
Abu Daud dan Al – Hakim meriwayatkan dari Anas ra “ Rasulullah SAW ketika berjalan menunduk
seakan – akan terbebani ( punggungnya )”.
Abu Hurairah dan Al –Hakim meriwayatkan
dari Anas ra “ Ketika Rasulullah SAW berjalan , maka para sahabat berjalan
dimukanya / didepannya karena Rasulullah SAW dibelakang berjalan dengan pera
malaikat “.
Kesimpulan :
Memperhatikan dari beberapa hadits
diatas maka Rasulullah SAW ketika berjalan :
a.
Tidak banyak menoleh,
jalannya cepat, selalu menundukkan pandangannya kebawah, memilih jalan yang
sepi ketika berjalan sendirian.
b.
Ketika beliau berjalan
bersama – sama denga para sahabatnya , beliau lebih senang berjalan dibelakang
para sahabatnya. Ini membuktikan tentang kerendahan hati Rasulullah SAW yang
tidak ingin disanjung dan dipuja secara berlebihan. Beda dengan para pembesar
Romawi dan Persia , ketika mereka berjalan maka para pengikut dan bawahannya
selalu berada dibelakangnya. Jika ada yang berani mendahului jalan para
pembesar itu maka pasti akan mendapat hukuman, karena perbuatannya itu dianggap
melecehkan dan tidak menghormati pembesar negara yang sedang berjalan.
c.
Nampaknya cara jalan para
pembesar Romawi dan Persia ini sekarang
banyak ditiru oleh pembesar negara diseluruh dunia termasuk di Indonesia.
Melihat gaya jalannya saja Nampak sekali kalau mereka ingin di sanjung,
dimulyakan dan dihormati . perbuatan semacam ini sangat jauh dengan keagungan
kepribadian Rasulullah SAW yang lebih mengutamakan ketawadluan dengan
merendahkan diri, serta tidak gila hormat. Hal ini tercermin ketika beliau
berjalan dengan para sahabatnya, beliau lebih suka berjalan dibelakang mereka
sebagaimana keterangan dhadits diatas.
Sumber : Jatidiri Rasulullah ( Maulana
Habibi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar