Prophet Muhammad Saw Who full Of Patience

Nabi Muhammad Saw memiliki kesabaran yang tidak terbilang lagi. Dari semenjak lahir tidak pernah mendapat kasih sayang ayahnya, ketika usia balita telah ditinggal ibunya. Setelah itu berpindah-pindah dari pengasuhan kakeknya ke pengasuhan pamannya.

Terakhir beliau ikut dengan pamannya Abu Thalib yang hidup dengan penuh kemiskinan. Bayangkan  menumpang di rumah kerabat yang hidupnya penuh  kekurangan tentu membuat beliau tak sedikitpun sempat mengecap kebahagiaan.

Rasulullah Saw mulai merasakan kebahgiaan hidup setelah menikah dengan Khadijah Binti khuwalid , pengusaha ternama di Makkah  saat itu. Beliau lantas membalas kebaikan pamannya dengan mengasuh putra beliau yang masih kecil , Ali bin Abi Thalib.

Pada usia 40 tahun beliau diangkat oleh Allaah menjadi nabi dan rasulNya, untuk menyebarkan agama Islam di muka bumi ini. Babak baru kesabaran belaiu mulai teruji. Beliau dituntut untuk menjadi orang yang tabah, sabar dan tekun dalam menegakkan agama Allaah di bumi ini.

Berbagai rintangan dan hambatan beliau hadapi dengan kesabaran. Bahkan nyawa  pun seringkali terancam karena kejahatan yang dilakukan oleh kafir quraisy. Ejekan, hujatan dan fitnahan merupaka makanan sehari-hari yang sering beliau terima dari kaum kafir.

Meskipun demikian beliau tidak punya rasa dengki dan dendam sedikitpun terhadap mereka. Sungguh luar biasa kemuliaan ahlak beliau.
Beberapa sahabat beiau meriwayatkan tentang kesabaran beliau diantaranya sbb:

1.     Al-Bukhari meriwayatkan dari urwah bin Az-Zubair , ia berkata kepada Ibnu Amr bin Al-ash : “ sampaikanlah kepadakukeadaan paling keras yang dilakukan kaum Quairsy terhadap rasulullah Saw”. Dia menjawab “ Tak kala Rasulullah Saw shalat  di dalam Ka’bah, tiba-tiba muncul Uqbah bin Abi Mu’ith lalu dia melingkarkan pakaiannya di leher beliau, kemudian menjeratnya dengan tarikan yang sangat keras. Abu Bakar yang melihatnya kejadian itu langsung mencengkeram pundak uqbah serta menyingkirkan dari sisi beliau, seraya berkata “ Apakah kamu mau membunuh orang yang hanya mengatakan : Tuhanku adalah Allaah ! “.

Ada riwayat yang mengatakan bahwa Uqbah bib Abi Mu’ith pernah menginjak pundak beliau yang mulia tak kala beliau sedang sujud, hingga hampir saja kedua mata beliau melotot.

2.     Ubay bin Khalaf tak jauh beda dengan Uqbah dalam menganiaya Rasulullah. Pada suatu hari Uqbah mengintip rasulullah sedang membaca Al Qur’an , lalu dilaporkannya kepada Ubay , maka Ubay bin khalaf memerintahkan Uqbah untuk meludahi wajah rasulullah. Tanpa pikir panjang wajah rasulullah benar-benar diludahi oleh Uqbah. Beliau tidak sedikitpun merespon perlakuan gembong kaum musrykin itu. 

Disebutkan dalam “ tafsir surat yasin : Sesungguhnya kaum Quraisy itu telah merontokkan gigi rasulullah saw dengan lemparan batu, tetapi beliau malah berdoa untuk kaumnya “ Ya Allaah , berilah petunjuk kaumku , sesungguhya mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengerti ! “.

3.     Abu Jahal adalah gembong kafir quraisy  yang tidak henti-hentinya berusaha membunuh Rasulullah.saw. Suatu saat Abu jahal berkata dihadapan kaum kafir quraisy “ Wahai semua orang quraisy , sesungguhnya Muhammad tetap enggan,  dan kalian melihatnya sendiri dia telah mencela agama kita, mencaci maki bapak-bapak kita, membodoh-bodohkan harapan kita dan mencela sesembahan kita. Aku bersumpah kepada latta dan Uzza, aku benar-benar menunggu dia dengan membawa batu, ketika dia sedang melakukan shalat pada saat sujud , maka batu itu akan aku timpakkan di kepalanya biar dia  mati! “.

   Mendengar perkataan abu Jahal demikian, maka kafir  quraisy berkata ‘ kalau itu kemauanmu maka lakukanlah apa yang menjadi kehendakmu ! Esok paginya Abu jahal mengambil batu seperti yang ia katakan, kemudian ia duduk di dekat Ka’bah menunggu Rasululllah sedangkan orang-orang hanya melihatnya dari jauh apa yang akan dilakukan abu jahal.

Tak kala beliau  sedang sujud dalam shalatnya. Abu jahal yang akan menimpakan batu yang di bawanya itu tiba-tiba mundur  dengan muka pucat dan gemetar , kedua tangannya tak mampu menyangga batu yang dibawanya hingga ia cepat-cepat melontarkannya.

Setelah itu orang-orang mendekati Abu jahal seraya bertanya “ Apa yang terjadi , wahai abu Jahal ? “. Ia menjawab “ Ketika aku menghampiri Muhammad , tiba-tiba ada seekor unta yang menghalangi  diriku dan dirinya. Tidak demi latta dan uzza aku tidak melihat unta seperti lazimnya, tinggi maupun pendeknya , tidak pula taringnya sekalipun itu unta jantan , unta itu mendekatiku dan hendak mencaplokku !’. Suatu ketika Rasulullah bercerita kepada Abu bakar bahwa yang melindunginya dari kejahatan Abu jahal adalah malaikat Jibril.

4.     Bhukari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra , ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw “ Apakah ada hari yang lebih berat dan lebih sukar bagimu yang melebihi beratnya perang Uhud ? “ Beliau menjawab “ Sesungguhnya aku telah memeperoleh perlakuan kaumku sedemikian rupa. Namun yang paling berat aku rasakan adalah pada hari Aqobah , ketika aku berdakwah kepada Ibnu Abdi yalail ( tokoh Thaif ) ia menolak dengan kasarnya seruanku !’ Maka dengan pikiran kacau dan hati duka , aku pergi berjalan tanpa tujuan sehingga aku sampai di Qarnu tha’alib ( nama tempat ).

    Aku mengangkat kepalaku rupanya mendung senantiasa menaungi diriku, disana aku melihat Jibril memanggilku dan berkata “ Wahai Muhammad ! Allaah telah mendengar semua apa yang diucapkan oleh kaummu , termasuk cara penolakan yang kasar atas dakwah dan ajaran yang engkau bawa. Allaah telah mengirim beberapa malaikat penjaga gunung mereka telah siap menunggu perintahmu. Tidak lama kemudian para malaikat itu datang dan memberi salam kepadaku dan mengulangi lagi apa yang disampaikan oleh Jibril !’.

    Menurut riwayat Ath-Thabraniy dengan tambahan “ Kalau engkau menghendaki kami akan menjungkir balikkan kedua gunung diatas mereka , namun Rasulullah menolak tawaran tersebut, seraya berkata “ Tidak, aku masih mengharap semoga Allaah mengeluarkan dari sulbi-sulbi ( tulang rusuk ) mereka kelak keturunan yang akan menyembah hanya kepada Allaah, dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain “.

Demikianlah contoh beberapa peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Saw dalam melaksanakan tugasnya , menyebarkan atau meneruskan agama Allaah yaitu Islam . Tidak ada yang dijadikan tolak ukur yang melebihi kesabaran beliau selama hidupnya.


Sumber : Jatidiri Rasulullah ( Maulana Habibi )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...