Why The Prophets Cry ?

Ketika nabi Muhammad Saw Miraj, di langit pertama ( ke satu )  beliau bertemu dengan nabi Adam dengan bentuk dan postur seperti pertama kali Allaah menciptakannya. Di kedua sisi nabi Adam ada 2 kelompok, beliau melihat nabi Adam tersenyum dan berseri-seri  ketika menengok ke kelompok sebelah kanan, tetapi ketika memandang ke kelompok sebelah kiri beliau menangis dan bersedih.

Maka nabi Muhammad menanyakan tentang hal tesebut kepada malaikat Jibril dan oleh malaikat Jibril dijelaskan bahwa kelompok sebelah kanan adalah anak cucunya yang akan menjadi penghuni syurga, sementara yang kiri adalah calon penghuni neraka. Dan ini  sesuai dengan firman Allaah dalam surat Al-Waqiah dimana disebutkan bahwa golongan kanan berada di surga sementara golongan kiri berada di neraka.

Saat nabi Muhammad memasuki langit ke enam, beliau bertemu nabi Musa.
Seorang yang berperawakan tinggi dan berkulit putih kemerah-merahan. Setelah saling menyapa nabi Muhammad segera berlalu, tetapi nabi Musa tampak menangis dan ketika ditanya mengapa beliau menangis. Nabi Musa menjawab “  Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih dulu masuk surga daripada umatku ".


Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata “ Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata padaku “ Bacalah Al Qur’an untukku “.
Maka aku menjawab “ Wahai rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur’an untukmu, bukankah Al Qur’an diturunkan kepadamu ?”.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “ Aku suka mendengarkannya dari selainku “. Lalu aku membacakan untuknya surat An-Nisa hingga sampai pada ayat ( yang artinya ) “ Maka bagaimanakah ( halnya orang kafir nanti ) apabila kami mendatangkan seorang saksi ( rasul ) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu ( Muhammad ) sebagai saksi atas mereka itu ( sebagai umatmu ). ( Qs. An-Nisa : 41 ). Beliau berkata “ Cukup “. Maka aku menoleh pada beliau , ternyata keadaan mata beliau dalam keadaan bercucuran air mata .

Dari keterangan diatas dapat kita pahami bahwa sesungguhnya para rasul atau nabi memiliki cinta yang dalam kepada umatnya. Nabi Adam ibarat orang tua yang mengetahui nasib anak-anaknya kelak dimana yang satu bahagia sementara yang lainnya menderita tentu sangat bersedih, terlebih lagi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Begitupun dengan nabi Musa dan nabi Muhammad, yang mereka pikirkan pun tak jauh beda yaitu umatnya ( manusia yang menjadi sasaran pengutusannya ). Mereka sama-sama bersedih karena diantara umatnya akan mengalami penderitaan, penyiksaan dan adzab dari Allaah. Mereka tahu persis bagaimana kelak nasib dari umatnya yang ingkar kepada Tuhannya dan banyak melakukan dosa .

Mereka sedih dan prihatin dengan nasib kita sementara kita yang dipikirkan dan disedihkan kadang justru tidak tahu diri. Masih bisa tertawa saat melakukan dosa.Ya Allaah, ya Rabbi... ampunilah kami, yang kadang masih suka menunda waktu sholat, meski kita tak perlu dan tak harus mengeluarkan apa-apa untuk melakukannya tapi kadang masih  terasa berat . Astaghfirullaahal adziim...! Astaghfirullaahal adziim..! Astaghfirullaahal adziim...!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...