Ketika nabi Muhammad Saw Miraj, di langit
pertama ( ke satu ) beliau bertemu dengan nabi Adam dengan bentuk dan postur seperti
pertama kali Allaah menciptakannya. Di kedua sisi nabi Adam ada 2 kelompok, beliau
melihat nabi Adam tersenyum dan berseri-seri
ketika menengok ke kelompok sebelah kanan, tetapi ketika memandang
ke kelompok sebelah kiri beliau menangis dan bersedih.
Maka nabi Muhammad menanyakan tentang hal tesebut kepada malaikat Jibril dan oleh malaikat Jibril dijelaskan bahwa kelompok sebelah kanan adalah anak cucunya yang akan menjadi penghuni syurga, sementara yang kiri adalah calon penghuni neraka. Dan ini sesuai dengan firman Allaah dalam surat Al-Waqiah dimana disebutkan bahwa golongan kanan berada di surga sementara golongan kiri berada di neraka.
Maka nabi Muhammad menanyakan tentang hal tesebut kepada malaikat Jibril dan oleh malaikat Jibril dijelaskan bahwa kelompok sebelah kanan adalah anak cucunya yang akan menjadi penghuni syurga, sementara yang kiri adalah calon penghuni neraka. Dan ini sesuai dengan firman Allaah dalam surat Al-Waqiah dimana disebutkan bahwa golongan kanan berada di surga sementara golongan kiri berada di neraka.
Seorang yang berperawakan tinggi dan berkulit putih kemerah-merahan. Setelah saling menyapa nabi Muhammad segera berlalu, tetapi nabi Musa tampak menangis dan ketika ditanya mengapa beliau menangis. Nabi Musa menjawab “ Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih dulu masuk surga daripada umatku ".
Dari
Ibnu Mas’ud ra, ia berkata “ Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata padaku “
Bacalah Al Qur’an untukku “.
Maka
aku menjawab “ Wahai rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur’an untukmu,
bukankah Al Qur’an diturunkan kepadamu ?”.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “
Aku suka mendengarkannya dari selainku “. Lalu aku membacakan untuknya surat
An-Nisa hingga sampai pada ayat ( yang artinya ) “ Maka bagaimanakah ( halnya
orang kafir nanti ) apabila kami mendatangkan seorang saksi ( rasul ) dari
tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu ( Muhammad ) sebagai saksi atas
mereka itu ( sebagai umatmu ). ( Qs. An-Nisa : 41 ). Beliau berkata “ Cukup “.
Maka aku menoleh pada beliau , ternyata keadaan mata beliau dalam keadaan
bercucuran air mata .
Dari keterangan diatas dapat kita pahami bahwa
sesungguhnya para rasul atau nabi memiliki cinta yang dalam kepada umatnya.
Nabi Adam ibarat orang tua yang mengetahui nasib anak-anaknya kelak dimana yang
satu bahagia sementara yang lainnya menderita tentu sangat bersedih, terlebih
lagi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Begitupun dengan nabi Musa dan nabi Muhammad,
yang mereka pikirkan pun tak jauh beda yaitu umatnya ( manusia yang menjadi
sasaran pengutusannya ). Mereka sama-sama bersedih karena diantara umatnya akan
mengalami penderitaan, penyiksaan dan adzab dari Allaah. Mereka tahu persis
bagaimana kelak nasib dari umatnya yang ingkar kepada Tuhannya dan banyak
melakukan dosa .
Mereka sedih dan prihatin dengan nasib kita sementara kita
yang dipikirkan dan disedihkan kadang justru tidak tahu diri. Masih bisa tertawa
saat melakukan dosa.Ya Allaah, ya Rabbi... ampunilah kami, yang kadang masih
suka menunda waktu sholat, meski kita tak perlu dan tak harus mengeluarkan
apa-apa untuk melakukannya tapi kadang masih terasa berat . Astaghfirullaahal adziim...! Astaghfirullaahal
adziim..! Astaghfirullaahal adziim...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar