Didalam Al Qur'an sering kita jumpai kata - kata " KAMI " pada saat Allah menyampaikan wahyu-Nya, lantas apa maksudnya ? apakah artinya bahwa Allaah itu lebih dari 1 ( satu ) ?
Bagi umat kristiani / non muslim sering salah dalam memahami arti kata Kami tersebut / sering digunakan sebagai pembenaran bahwa Allah itu lebih dari satu. Padahal selain kata " Kami " Allaah juga menggunakan kata AKU , DIA ( Pria ) , atau lafadz ALLAAH dalam firman - firman-Nya.
A). Secara garis besar maksud kata KAMI dalam Al Qur'an yaitu :
Meskipun kata kami dalam bahasa Arab memang dapat digunakan untuk menunjukan jamak ( lebih dari satu ) dapat juga berarti satu saja ( tunggal ). Maka walaupun banyak ayat yang menunjukan kata kami dalam Al Qur'an sahabat nabi, orang arab, yahudi pada waktu turunnya ayat tidak ada yang memprotes ataupun beranggapan bahwa Allaah lebih dari 1 ( satu ) karena
dalam bahasa Semit dan turunannya ( misalnya Ibrani , Arab ,Urdu ) adalah hal biasa jika menggunakan kata jamak untuk mengacu pada sesuatu yang tunggal dimaksudkan untuk Penghormatan, Penghargaan , Pengagungan, Kemulyaan atau Kebesaran.
- a. Kami sebagai bentuk Tunggal
Arti Kami disini Allah ingin menunjukan bahwa penciptaan tersebut adalah hal yang besar / menunjukan Kemulyaan-Nya.
" Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan ( tujuan ) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka " ( Al - Ahqaaf : 3 )
Kami disini untuk menunjukkan bahwa penciptaan tersebut adalah hal besar, rumit , agung dan dahsyat karena bukan hanya menciptakan langit dan bumi saja tetapi seluruh aspek dalam alam semesta ini, matahari, bulan, planet-planet lain beserta peredarannya / orbitnya dengan penuh keteraturan.
Namun coba perhatikan ayat berikut ini :
" Dan Allaah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalas tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakan dan mereka tidak akan dirugikan ". ( Al - Jaatsiyah : 22 )
Dalam 2 ( dua ) ayat tersebut diatas meskipun tentang " hal yang sama" ( penciptaan langit dan bumi ) Allaah menggunakan kata " kami " ( pada ayat yang pertama / Al- ahqaaf : 3) dan menggunakan lafadz "Allaah " sendiri ( pada ayat yang ke 2 / Al- Jaatsiyah : 22 ).
Maka jelas disini bahwa kata KAMI tidak identik / tidak berarti jamak / lebih dari 1 ( satu ) akan tetapi Tunggal ( 1: Allaah saja ) inilah keistimewaan bahasa Arab.
- b. Kami sebagai bentuk jamak
" Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku - suku supaya kamu saling mengenal "( Al - Hujuraat : 13 ).
Disini Allaah menunjukkan bahwa dalam penciptan tersebut, Allaah memerlukan / melalui oknum lain yaitu manusia ( laki-laki & perempuan ). Maka " Kami " disini diposisikan sebagi bentuk "jamak" bukan hanya Allaah saja tapi juga pihak lain ( manusia ). Biasanya untuk menunjukan suatu proses yang membutuhkan / melalui pihak ke 2 apakah itu malaikat, manusia atau benda dll Allaah juga kerap menggunakan kata Kami.
" Bukankah Kami telah jadikan bumi sebagai hamparan ? Dan gunung - gunung sebagai pasak ". ( QS. An - Naba : 6 -7 ).
" Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung - gunung yang kokoh supaya bumi itu ( tidak ) goncang bersama mereka ".( QS. Al - Anbiya : 31).
Dalam ayat tersebut Allaah memerlukan benda ( bumi dan gunung - gunung ) sebagai wujud yang nyata dari hasil proses penciptaannya.
Itulah Allaah, figur yang tidak arogan sekalipun bisa saja Dia berfirman dengan menggunakan kata Aku saja untuk menciptakan sesuatu tetapi Allaah sering menggunakan kata " kami " untuk menunjukan adanya keterlibatan pihak lain atau bisa juga untuk mengelabui pihak- pihak yang tidak mau menggunakan akal pikirannya ( beranggapan Tuhan lebih dari 1 ) seperti jebakan . (menurut pemikiranku ) ha, ha,,ha,,.
" Bukankah Kami telah jadikan bumi sebagai hamparan ? Dan gunung - gunung sebagai pasak ". ( QS. An - Naba : 6 -7 ).
" Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung - gunung yang kokoh supaya bumi itu ( tidak ) goncang bersama mereka ".( QS. Al - Anbiya : 31).
Dalam ayat tersebut Allaah memerlukan benda ( bumi dan gunung - gunung ) sebagai wujud yang nyata dari hasil proses penciptaannya.
B). Penggunaan kata ganti DIA
Seperti kita pahami bahwa Allaah bukanlah manusia, jadi tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan , namun karena kita adalah mahluk / manusia dimana hanya ada 2 jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan ( jantan dan betina pada hewan ). Maka untuk memudahkan kita dalam mengenal figureTuhannya, tentu Allaah mengenalkannya dalam batas - batas kemampuan otak manusia, agar lebih mudah dipahami ( menurutku ) dalam bahasa Arab ( karena Rasulullah Saw adalah orang arab ) dengan kata ganti DIA ( laki - laki ).
" Dia ( Allaah ) tidap dapat dicapai oleh penglihatan mata , sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui " ( Al - An'aam : 103 )
" Katakanlah : Dialah Allaah, Yang Maha Esa."
" Dia tidak beranak dan tidak pula diberanakkan"
" Dan tidak ada seorangpun yang sebanding dengan Dia "
( Al - Ikhlas : 1,3 ,4 ).
C). Penggunaan kata AKU.
Kadang -kadang Allaah juga menggunakan kata " Aku "dalam berfirman untuk menegaskan / menguatkan arti firman tersebut :
" Sesungguhnya ( Agama Tauhid ) adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah TUHANMU maka sembahlah AKU ". ( Al - anbiyaa : 21 )
" Hai, hamba - hambaku yang BERIMAN . Sesungguhnya bumi -KU luas , maka sembahlah AKU saja ". ( Al-Ankabuut : 29 ).
" Sesungguhnya AKU ini adalah ALLAAH. Tidak ada Tuhan lain selain AKU, maka Sembahlah AKU dan dirikanlah Sholat untuk mengingat AKU ". ( At Thaahaa : 14 ).
" Dan kami tidak mengutus seorang rasul sebelum engkau ( Muhammad ) melainkan kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan selain AKU. Maka sembahlah AKU " ( Al - Anbiya : 25 ).
Disini Allaah memberitahu dan menegaskan bahwa Tidak ada TUHAN LAIN yang Berhak DISEMBAH melainkan hanya ALLAH SAJA. ( semua Nabi/Rasul menyampaikan hal yang sama yaitu tentang ketauhidan bahwa tidak ada Tuhan selain Allaah ).
D). Penggunaan kata / lafadz ALLAAH biasanya digunakan untuk memberi peringatan diantaranya yaitu :
"Dan kepada kaum ' Ad ( kami utus ) Hud, saudara mereka. Dia berkata " Wahai kaumku ! sembahlah Allaah ! tidak ada Tuhan ( sesembahan ) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa ? " ( QS. Al-A'raf : 65 )
" Dan kepada kaum Samud ( kami utus ) saudara mereka Saleh. Dia berkata " wahai kaumku ! sembahlah Allaah ! tidak ada tuhan ( sesembahan ) bagimu selain Dia ( QS. Al- A'raf : 73 ).
" Dan kepada penduduk madyan , kami (utus ) Syu'aib , saudara mereka sendiri. Dia berkata " wahai kaumku ! Sembahlah Allaah ! tidak ada Tuhan ( sesembahan ) bagimu selain Dia ". ( QS. Al- A'raf ; 85 ).
Bahasa Arab memang memiliki keistimewaan sendiri di banding dengan bahasa yang lain itulah sebabnya Allah menurunkan Kitab-kitab- nya dalam bahasa Semit ( terakhir dalam bahasa Arab).
Bagi saya Kitab Suci Al Qur'an memang sangat mengagumkan, bagaimana Allaah memilih, menggunkan setiap kata / kalimat dalam menyampaikan firman-firmannya disampaikan dengan santun, indah, keras / tegas dll menurut kebutuhannya.
Coba kita cerna dan pahami kalimat -kalimat yang terkandung dalam Al Qur'an , masing - masing memiliki nilai rasa artistik tersendiri , termasuk diantaranya penggunanaan kata - kata seperti KAMI, AKU, ALLAAH dan DIA ( bagi saya ).
Kesimpulannya :
1. Meskipun kata " Kami " artinya jamak tetapi tidak selalu berarti bahwa itu " lebih dari 1 ( satu ) " . Walaupun Allaah sering menggunakan kata Kami, tetapi tidak ada satu ayat pun yang berbunyi " SEMBAHLAH KAMI " ( Tuhan lebih dari 1 ).
2. Penggunaan istilah KAMI, kadangkala digunakan apabila dalam penciptaan tersebut Allah memerlukan pihak lain ( Malaikat, manusia atau benda ).
3. Pemilihan kata AKU , biasanya digunakan untuk menegaskan ayat tersebut ( terkait hal-hal yang bersifat ketauhidan )
4. Kata / Lafadz ALLAAH seringkali digunakan untuk
menyampaikan hal -hal yang terkait dengan peringatan kepada hamba- hamba-Nya.
5. Penggunaan kata DIA ( pria ) kadang juga dipakai untuk menggantikan Asma Allaah, tetapi bukan berarti bahwa ALLAAH adalah manusia yang berjenis kelamin PRIA.
Demikian yang dapat saya sampaikan jika masih banyak kekurangan / mungkin salah mengartikan itu karena keterbatasan pengetahuan saya , Mudah - mudahan Allaah mengampuni kesalahan saya dan senantiasa memberi petunjuk khususnya kepada saya dan kepada kita semua , hamba- hamba-Nya, aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar