Change Mind Set About Fasting !

Sudah menjadi kebiasaan di masyarakat  bahwa dalam menjalankan ibadah puasa seringkali berlebihan dalam menyajikan hidangan untuk berbuka puasa ( menurut pengamatan penulis :D ). Kebanyakan orang  seringkali membeli ini dan itu untuk berbuka, sering mengada-adakan makanan baik itu memasak sendiri atau membeli di penjual-penjual dadakan yang tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Tidak peduli apakah makanan itu akan habis disantap atau tidak tersentuh sama sekali yang penting menyiapkan makanan untuk berbuka ( ngumpulin makanan :D ).

Mereka  begitu sibuk menyusun  ataupun berburu menu baik hidangan utama ataupun takjil ( makanan pembuka ).  Dan ketika waktu berbuka tiba, seolah-olah melakukan balas dendam dengan menyajikan atau menyantap habis semua yang ada di  depannya. Seolah-olah melakukan balas dendam setelah selama kurang lebih 14 jam ususnya  diistirahatkan  dari makanan. Seolah-olah selama lebih kurang 14 jam mereka  telah menganiaya perutnya , sehingga begitu tiba waktu berbuka semua makanan  dihabiskan tanpa sisa meskipun secara bertahap.

Sehingga banyak diantara mereka, yang justru meningkat kolesterolnya, gula darahnya, dll pada saat menjalankan ibadah puasa, padahal puasa itu sendiri dimaksudkan agar tubuh kita  menjadi lebih sehat karena banyak racun dan toksin-toksin yang keluar dari tubuh kita manakala kita berpuasa.

Semua itu tentu terkait dengan pola makan selama kita menjalankan puasa . Ini bisa di mengerti karena hampir tiap hari mereka menyantap makanan / minuman yang manis-manis seperti sirup, kolak, dll dimana pada hari-hari biasa  mereka tidak melakukannya.maka tidak mengherankan jika di bulan puasa justru kadar gula darah atau kolesterolnya meningkat tajam ,tentu ini terkait dengan menu makanan yang mereka santap setiap harinya selama berpuasa.

Melihat fenomena ini , Apakah tidak sebaiknya kita ubah cara berpikir kita  dalam menyikapi datangnya bulan ramadhan ini. Kita jadikan bulan Ramadhan justru untuk hidup yang lebih sederhana daripada hari-hari biasa. Karena secara tidak langsung puasa mengajarkan kepada kita untuk berlatih mengekang hawa nafsu dalam hal apa saja. Untuk lebih peka  terhadap mereka yang sering kelaparan , karena kita sendiri dapat merasakan bagaimana rasanya orang menahan lapar. Bukankah kita berpuasa karena menuruti perintah Allaah   agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa .

Maka jika kita sudah niatkan diri untuk mematuhi perintah Allaah yaitu menjalankan puasa  tetapi mengapa kita seolah-olah mendiskripsikan bahwa puasa adalah penganiayaan bagi perut kita sendiri dengan melakukan balas dendam ketika tiba saat berbuka . Dengan menghidangkan makanan yang lebih lezat / enak dibandingkan hari-hari biasanya meskipun harus mengeluarkan uang lebih banyak atau bahkan sekalipun harus berhutang mungkin.

Seolah-olah puasa akan membuat sakit tubuh kita, padahal puasa justru sangat baik untuk kesehatan kita. Kita tidak perlu suplement ini dan itu karena saya yakin Allaah sudah merancang sedemikan rupa tubuh kita terkait dengan perintahNya untuk menjalankan puasa bagi  mahlukNya .

Inilah mengapa di bulan puasa justru banyak orang yang budgetnya membengkak dari bulan-bulan sebelumnya. Bulan yang seharusnya kita lalui dengan hidup yang lebih sederhana malah terbalik. Alangkah baiknya uang yang kita belanjakan untuk keperluan puasa kita kurangi / sisihkan untuk kita berikan / sedekahkan kepada mereka yang tergolong kurang mampu sehingga mereka bisa merayakan dan merasakan indahnya hari Raya Idul Fitri . 

Dulu ketika saya kecil memang sering mengumpulkan makanan untuk berbuka, semua di simpan dengan keyakinan setelah berbuka tentu akan disantap atau dihabiskan semua makanan itu meskipun pada kenyataanya kadang ketika waktu berbuka tiba , justru tidak tersentuh makanan yang telah dikumpulkan dari pagi hingga sore ,karena sudah kenyang dengan menu utama yaitu nasi beserta lauk pauknya.

Maka jadilah mereka penghuni lemari es, dan ini hampir setiap hari terjadi. tak kala lewat beberapa hari tentu bau, rasa dan warnanya pun berubah maka tempat sampahlah sebagai tempat terakhir makanan yang telah diperoleh dengan susah payah, entah itu harus mengantri atau menempuh jarak yang agak jauh untuk mendapatkannya.


Saya yakin anda pun mengalami hal tersebut ( menurut cerita teman-teman). Jadi apakah kita masih berkelakuan sama dengan pada saat kita masih kecil dulu ? Apakah bedanya cara berpikir pada  masa kanak-kanak dengan masa dewasa kita sekarang ini  jika perilaku kita  masih tetap sama ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

My writing Is My expression ...

Menulis adalah salah satu kegiatan yang aku  sukai sejak dulu bahkan sejak aku  masih duduk di bangku SMP .  Pada waktu itu menulis puisi a...