Takkala para sahabat mendengar akan
berpisah dengan Rasulullah Saw, mereka menjerit dan menangis dengan mengatakan “
Ya Rasulullah, engkau adalah Rasul kami, yang mengumpulkan kami, yang menguasai
segala urusan kami, ketika engkau telah pergi dari kami maka kepada siapa kami
kembali ?”.
Rasulullah Saw menjawab “ Aku telah
meninggalkan kalian tempat yang dijadikkan hujjah dan jalan putih yang
bersinar. Aku meninggalkan untuk kalian dua
penasehat yang bisa berucap dan diam. Penasehat yang berucap adalah Al – Qur’an
, sedangkan yang diam adalah mati. Ketika kalian menghadapi kemusrykan dalam
suatu perkara, maka kembalilah kepada Al
– Qur’an dan Sunnah. Apabila hati kalian beku maka lemaskanlah dengan mengambil
i’tibar dalam kematian “.
Diceritakan dalam kitab “ As-Sab’
iyyatu Fil Mawa Idzil Birriyyat “
Menjelang Rasulullah Saw wafat , rumah Rasulullah Saw tiba – tiba diketuk oleh
seorang lelaki dengan mengucapkan salam. Mendengar salam tersebut Fatimah langsung
keluar dan berkata kepada tamunya itu “ Wahai hamba Allah, sesungguhnya
Rasulullah Saw hari ini sedang
menderita sakit yang cukup parah “. Orang lelaki itu lantas berkata “
Semoga kesejahteraan tetap tercurah kepadamu, aku akan masuk ke rumahmu dan
harus masuk “.
Rasulullah Saw yang mendengar
pembicaraan Fatimah dengan seorang tamu tadi, maka beliau bertanya “ Wahai
Fatimah, siapa orang yang ada di depan pintu itu ?”. Fatimah menjawab “ Dia
adalah seorang lelaki yang mohon ijin untuk masuk ke dalam rumah , maka aku
katakan kepadanya bahwa Rasulullah pada hari ini sedang sakit parah tetapi ia
tetap bersikukuh mohon ijin untuk masuk rumah yang ke dua kalinya dengan suara
yang menggetarkan tubuhku, seakan – akan ruas – ruas tulangku terlepas dan
wajahku berubah “.
Selanjutnya Rasulullah bertanya
kepada Fatimah “ Apakah kamu mengerti , siapa dia ?”. Fatimah menjawab “ Tidak, aku tidak mengerti
dia “.
Rasulullah Saw kemudian berkata “ Dia adalah orang yang memutuskan kenikmatan, yang memutuskan keinginan, yang memisahkan kelompok, yang merusak rumah dan meramaikan kubur “. Rasulullah Saw selanjutnya berkata kepada tamunya “ Wahai Malaikat maut , masuklah ....”.
Rasulullah Saw kemudian berkata “ Dia adalah orang yang memutuskan kenikmatan, yang memutuskan keinginan, yang memisahkan kelompok, yang merusak rumah dan meramaikan kubur “. Rasulullah Saw selanjutnya berkata kepada tamunya “ Wahai Malaikat maut , masuklah ....”.
Setelah dipersilahkan masuk ,
akhirnya malaikat maut masuk ke dalam rumah Rasulullah Saw, seraya mengucapkan
salam kepada beliau “ Assalamu’alaika ya Rasulullah !” Rasulullah Saw menjawab “
Wa’alaikas’salam ya Malaikat Maut “. Kemudian Rasulullah Saw bertanya “ Apakah
kedatanganmu ini sebagai orang yang sedang mengunjungiku atau sebagai orang
yang mencabut nyawa ?’
Malaikat Maut menjawab “
Kedatanganku ini sebagai orang yang berkunjung juga sebagai yang mencabut nyawa
. Hal ini jika engkau mengizinkan kepadaku, jika tidak maka aku akan kembali “.
Rasulullah saw lalu bertanya kepada
malaikat maut “ Wahai malaikat maut , apakah engkau melihat kekasihku Jibril ?”.
Malaikat maut menjawab “ Aku melihat Jibril di langit dunia, dia senantiasa
dihibur oleh malaikat yang lain. Para malaikat itu tak henti – hentinya menghibur
Jibril sampai dia turun dan duduk didekat kepala Rasulullah “.
Kemudian Rasulullah berkata kepada
Jibril “ Wahai Jibril , bukankah engkau telah mengerti sesungguhnya kematianku
telah dekat ?”. Jibril menjawab “ Ya, aku sudah mengerti !”. Selanjutnya beliau
berkata kepada Jibril “ Gembirakanlah aku dengan sesuatu yang akan aku miliki
di dekat Allah “.
Jibril berkata “ Sesungguhnya pintu –
pintu langit telah dibuka, malaikat berbaris untuk menyambut ruhmu !”. Mendengar
penuturan Jibril tersebut , Rasulullah Saw berkata “ Semuanya itu adalah untuk
Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepadaNya. Wahai Jibril
gembirakan aku dengan sesuatu yang akan aku miliki di dekat Allah “.
Jibril berkata “ Sesungguhnya pintu –
pintu surga telah dibuka, bidadari-bidadarinya telah bersolek diri. Sungai
sungai telah mengalir , buah- buahannya telah didekatkan dan para malaikat
telah menanti kedatangan ruhmu !”. Rasulullah berkata “ itu semua untuk diriku
dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepadaNYa “. Rasulullah
belum puas atas jawaban Jibril tadi , maka beliau berkata Jibril “ Wahai Jibril
gembirakanlah aku dengan sesuatu yang akan aku miliki di dekat Allah “.
Jibril berkata “ Aku
menggembirakanmu , bahwa engkau adalah orang yang pertama kali memberi syafaat
dan yang pertama kali diberi syafaat besuk pada hari kiamat .”
Rasululah Saw masih belum puas atas
jawaban Jibril tadi, karena itu beliau masih terus bertanya kepada Jibril “
Wahai Jibril , gembirakanlah aku “.
Jibril lantas bertanya kepada Rasulullah Saw “ Apa yang engkau minta ya
Rasulullah ?”. Rasulullah Saw menjawab “
Tentang perkara yang bisa membuat keprihatinanku dan kesedihanku, yaitu apa
yang akan diberikan kepada orang yang membaca Al – Qur’an setelah kematianku
nanti , orang yang mengunjungi Baitul Haram setelah kematianku nanti , dan apa
yang akan diberikan kepada umatku ysng bersih hatinya setelah kematinaku ?“.
Jibril menjawab “ Allah telah
berfirman bahwa Aku mengharamkan surga atas para nabi yang lain dan umatnya ,
sehingga engkau dan umatmu masuk lebih dahulu !”.
Jawaban Jibril yang terakhir inilah
yang bisa menyejukkan hati Rasulullah Saw, kemudian beliau berkata “ Sekarang
hatiku telah bergembira. Wahai Maliakat Maut , mendekatlah kepadaku “.
Sumber : Jatidiri Rasulullah ( Maulana Habibi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar